Page 309 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 309

memiliki  aspek  ekonomi  yang  bertentangan  dengan
                               doktrin  Ekonomi  Terpimpin  (seperti  PP  No  20  tahun
                               1963)  tentang  penetapan  harga,  yang  mengikuti
                               perkembangan       pasar,     pemerintah      berhasil
                               menghilangkan  dualisme  harga.  Namun  akibat  dari
                               penyesuaian  harga  dengan  perkembangan  pasar  adalah
                               kenaikan   harga,    yang    berakibat   pula    pada
                               terbengkalainya pembangunan.
                                    Pada  kurun  waktu  lima  tahun  (1960  –  1965),
                               anggaran  belanja  negara  mengalami  peningkatan  yang
                               luar  biasa.  Secara  nominal  penerimaan  negara
                               mengalami  kenaikan  18  kali,  akan  tetapi  pengeluaran
                               mengalami  kenaikan  sebesar  42  kali.  Defisit  anggaran
                                                                                77
                               belanja  pemerintah  mengalami  kenaikan  157    kali. Hal
                               ini  berarti  pengeluaran  pemerintah  turun  1/3  dan
                               pendapatan  1/7  kali  yang  selanjutnya  defisit  makin
                               meningkat dari tahun ke tahun.

                                    Sistem  ekonomi  terpimpin  yang  mengharuskan
                               peran  pemerintah  dalam  sector  ekonomi,  alat-alat
                               produksi  tidak  dapat  meningkatkan  produksinya  yang
                               berarti  pertumbuhan  ekonomi  minus.  Proyek-proyek
                               politik  ekonomi  dan  mercusuar  dilanjutkan  melalui
                               carainflatori  atau  defisit  9  pending,berhutang  kepada
                               Bank  Sentral  atau  Bank  Indonesia.  Hutang  pemerintah
                               sejak  1960,  defisit  anggaran  semakin  meningkat  setiap
                               tahunnya. Bank Indonesia terpaksa mencetak uang baru
                               untuk  memenuhi  permintaan  pemerintah.  Dengan
                               meningkatnya  defisit  anggaran,  mengakibatkan  jumlah
                               uang  yang  beredar  tidak  terkendali  dari  tahun  ke
                               tahun.Tahun 1965 pasca kudeta G 30 S/PKI adalah tahun
                               puncak  tingkat  tertinggi  inflasi  yang  mencapai  635.26%
                               atau disebut sebagai hyper inflasi.
                                    Pemerintah  berusaha  keras  untuk  mencari
                               pemecahan     masalah     ini.Ada    dua    kelompok
                               pendapat.Kelompok    pertama    berpendapat    bahwa
                               pemerintah  harus  segera  melakukan  kebijakan  sanering
                               (penyehatan) untuk menahan laju peredaran uang.




                                                                                 297
   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314