Page 6 - E-Book Pengantar Akuntansi
P. 6

lain berupa pembayaran. Demikian juga setiap kali terjadi penjualan barang
                           dagang. Transaksi-transaksi ini harus dicatat.

                                  Kenyataan bahwa umur gedung terbatas harus pula diperlihatkan dalam
                           catatan. Pemakaian  gedung bukan merupakan pertukaran barang-barang  dan

                           jasa  antara  perusahaan  dengan  pihak  luar.  Walaupun  demikian,  hal  ini

                           merupakan  suatu  kejadian  penting  yang  harus  dicatat.  Ia  juga  merupakan
                           transaksi. Transaksi semacam ini, yang tidak mempunyai hubungan langsung

                           dengan pihak luar, disebut transaksi intern (Internal transaction). Agar lebih
                           mudah,  untuk  selanjutnya,  dalam  buku  ini  tidak  dibedakan  antara  transaksi

                           dengan  pihak  luar  dan  transaksi  intern.  Keduanya  disebut  dengan  transaksi.
                           Sistem  pencatatan  dimulai  dari  pencatatan  setiap  transaksi.  Ada  beberapa

                           macam cara untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut. Misalnya, penjualan

                           jasa-jasa  secara  tunai  mungkin  dicatat  dalam  faktur  penjualan  yang  ditulis
                           dengan  tangan  atau  mungkin  hanya  dengan  jalan  menekan  tombol  dalam

                           mesin pencatat kas (cash register). Tanpa memandang pada sistem pencatatan

                           yang  digunakan,  dapat  dikatakan  bahwa  data  yang  dikumpulkan  merupakan
                           dasar untuk membuat bermacam-macam laporan.


                           C.    NILAI TRANSAKSI

                                  Diatas disebutkan bahwa setelah diidentifikasikan, suatu transaksi usaha
                           harus diukur. Alat pengukur transaksi yang digunakan dalam akuntansi adalah

                           satuan uang. Oleh sebab itu, hanya transaksi-transaksi yang bernilai uang saja

                           yang dicatat dalam akuntansi.
                                  Transaksi  atau  kejadian  dalam  perusahaan  yang  tidak  dapat  dinilai

                           dengan uang tidak dicatat. Pertanyaan yang timbul adalah: dengan nilai mana
                           suatu transaksi dicatat? Pertanyaan ini muncul karena mungkin  ada beberpa

                           nilai uang yang dapat dihubungkan dengan suatu transaksi. Perhatikan contoh
                           berikut.  Anggaplah  bahwa  suatu  perusahaan  membeli  gedung  dengan  harga

                           Rp 25.000. Harga yang disepakati dan terjadi sebesar Rp 25.000 ini disebut

                           harga  pertukaran.  Harga  itu  merupakan  nilai  transaksi  pembelian  gedung.
                           Jumlah  ini  yang  dicatat  dalam  akuntansi.  Sebelumnya,  penjual  mungkin

                           menawarkan gedung tersebut dengan harga Rp 30.000 dan pembeli mungkin





                                                                                                      2
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11