Page 140 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 140

ingin  membalas  dendam, yaitu membunuh
                 Anusapati.   Tohjoyo    mengetahui    bahwa
                 Anusapati memiliki kesukaan menyabung ayam
                 maka ia mengajak Anusapati untuk menyabung
                 ayam. Pada saat menyabung ayam,  Tohjoyo
                 berhasil membunuh Anusapati. Anusapati
                 dicandikan di Candi Kidal dekat Kota Malang
                 sekarang. Anusapati  meninggalkan  seorang
                 putra bernama Ronggowuni.


                 c.    Tohjoyo (1248 M)
                       Setelah berhasil  membunuh Anusapati,
                 Tohjoyo naik takhta. Masa pemerintahannya
                 sangat singkat, Ronggowuni  yang merasa        Sumber : Kartodirdjo,Sartono dkk, 2012, 700
                 berhak atas takhta kerajaan, menuntut takhta   Tahun Majapahit  suatu Bunga Rampai,Dinas
                 kepada Tohjoyo. Ronggowuni dalam hal ini       Pariwisata  Daerah  propinsi  Daerah Jawa
                                                                Timur.
                 dibantu oleh Mahesa Cempaka,  putra dari       Gambar 2.35 Candi Kidal
                 Mahesa Wongateleng. Menghadapi  tuntutan
                 ini, maka Tohjoyo mengirim pasukannya  di
                 bawah Lembu Ampal untuk melawan Ronggowuni.  Kemudian
                 terjadi pertmpuran antara pasukan Tohjoyo dengan pengikut
                 Ronggowuni.  Dalam pertmpuran  tersebut Lembu Ampal berbalik
                 memihak  Ronggowuni.  Serangan  pengikut  Ronggowuni  semakin
                 kuat dan berhasil menduduki istana Singhasari. Tohjoyo berhasil
                 meloloskan diri dan akhirnya meninggal di daerah Katang Lumbang
                 akibat luka-luka yang dideritanya.


                 d.    Ronggowuni (1248 - 1268 M)
                       Ronggowuni naik takhta Kerajaan Singhasari tahun 1248 M.
                 Ronggowuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana. Dalam memerintah
                 ia didampingi oleh Mahesa Cempaka yang berkedudukan sebagai
                 Ratu Anggabaya. Mahesa Cempaka bergelar Narasimhamurti. Di
                 samping itu, pada tahun 1254 M Wisnuwardana juga mengangkat
                 putranya yang bernama Kertanegara sebagai  raja muda atau
                 Yuwaraja. Pada saat itu Kertanegara masih sangat muda.




                                                                                  Sejarah Indonesia  131
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145