Page 25 - VETNESIA JULI 2019
P. 25
OPINI SEJAWAT
Satwa liar sangat erat kaitannya dengan illegal market atau
pasar illegal sehingga hal ini menimbulkan semakin
berkurangnya jumlah satwa liar yang ada di seluruh dunia.
Kepunahan pun menjadi satu hal yang tak terelakkan lagi,
kepunahan massal mungkin menjadi taruhan dari semua itu
yang menjadi perbuatan dan ulah manusia sendiri.
Diperkirakan oleh para ilmuwan, sudah lebih dari 500 spesies
hewan darat berada dalam ambang kepunahan dan
kemusnahan dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun,
Berbagai kerusakan yang dilakukan manusia juga menjadi
penyebab cepatnya laju kemusanahan satwa liar di seluruh
dunia. Bahkan, berbagai hewan vertebrata terancam punah,
seperti badak Sumatera, rusa Clarion, rusa Sambar tersisa. Mamalia, burung, reptil,
Kalimantan, penyu darat Espanola, dan katak Harlequin dan amfibi berada dalam daftar
merupakan beberapa hewan yang berada dalam titik kritis dan ditemukan dalam wilayah
tropis dan subtropis. Hasil itu
kepunahan. Padahal menurut para ilmuwan, manusia sendiri diilustrasikan pada perburuan
sangat bergantung pada keanekaragaman hayati dalam berangberang laut secara besar
menjamin kesehatan dan kesejahteraanya. Wabah pandemi besararan yang merupakan
yang melanda kita saat ini adalah contoh ekstrem dari bahaya predator utama bulu babi.
perusakan alam. Meningkatnya populasi jumlah manusia, Semua spesies di dunia ini
perusakan habitat satwa liar, perdagangan illegal atau illegal saling terhubung satu sama
market satwa liar, polusi, dan krisis iklim merupakan suatu lainnya melalui sebuah sistem
masalah yang sangat urgent dan menjadi satu hal yang harus kompleks yang bisa kita kenali
segera kita tangani bersama. sebagai jaring makanan, dengan
punahnya satwa liar nantinya tentu
" akan sangat berdampak pada
PERJUANGAN AKHIR kehancuran ekosistem itu sendiri
karena terputusnya jaring
SATWA LIAR DALAM makanan dari satwa liar. Koneksi
komplek dari jaring makanan pada
ekosistem akan hilang dan mulai
JARING KEPUNAHAN runtuh bila satwa liar ini punah,
tentunya ini akan memberi dampak
besar bagi hilang dan punahnya
Oleh : Putra Rizky Wahyu Setyawan juga beberapa spesies lain yang
bergantung padanya. Bahkan,
Penulis adalah Mahasiswa Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
untuk saat ini saja, kita bisa lihat
bahwa di banyak tempat di
dari sistem berbagai belahan dunia banyak
pendukung spesies hewan liar yang sudah
kehidupan kita mengalami kepunahan yang
sendiri”. Hasil tentunya berasal dari berbagai
analisis dari faktor dan salah satu faktor
penelitian yang terbesarnya akibat ulah manusia
dilakukan Prof itu sendiri. “Manusia adalah
Paul Ehrlich perusak ekosistem itu sendiri, dan
juga manusia pula yang ingin
menghasilkan mengembalikan ekosistem itu lagi”.
beberapa Dari semua data dan hasil temuan
temuan di analisis para ilmuwan diatas, kita
antaranya perlu ketahui bahwa kita perlu
29.400 spesies bahumembahu dalam melindungi
vertebrata darat dan melakukan upaya konservasi
dalam daftar
Profesor Paul Ehrlich, merah International Union for terhadap seluruh satwa liar yang
Standford University, Amerika Conservation of Nature dan Bird tersisa didunia ini. “Setiap makhluk
Serikat, dikutip dari The Guardian Life International mengidentifikasi hidup saling membutuhkan satu
mengatakan bahwa "Saat umat 515 spesies populasi di bawah sama lain, oleh karenanya saling
manusia memusnahkan makhluk 1.000 dan setengah di antaranya menjaga dan melindungi adalah
lain ia menggerogoti anggota memiliki populasi 250 individu kuncinya”.
badannya, menghancurkan bagian
Februari 2021 25