Page 12 - konsep surveilans
P. 12
4) Keadaan masalah gizi masyarakat berdasarkan prevalensi balita
stunting (prevalensi pendek + prevalensi sangat pendek) dengan
indikator tinggi badan menurut umur (TB/U).
a. < 20 % = kategori rendah
b. 20 % - 29 % = kategori medium
c. 30 % - 39 % = kategori tinggi
d. ≥ 40 % = kategori sangat tinggi
Mengacu pada pengklasifikasian besarnya masalah gizi di atas, maka
Desa B dan Desa C termasuk katagori Medium
Wilayah Kerja Jumlah Balita BB Kurang BB Sangat Kurang Jumlah(
Puskesmas Y ditimbang n % N % %)
Desa A 250 15 6,0 7 2,8 8,8
Desa B 300 27 9,0 11 3,7 12,7
Desa C 325 30 9,2 6 1,8 12,0
Dst.
Dengan menggunakan cara analisis data dengan memperhatikan aspek
besarnya prevansi/proporsi masalah gizi maka Desa B dan Desa C
menjadi tanda-tanda dini (early warning) bahwa Desa B dan C wilayah
yang harus ditindaklanjuti dengan analisis factor penyebab/factor risiko
atau mengidentifikasi Etiologi timbulnya masalah gizi tersebut.
Analisis Tulang Ikan sebagai salah satu alternatif menyeluruh cara
identifikasi faktor penyebab atau risiko masalah gizi akan diuraikan pada
kesemptan lain.
Analisis Data secara Analitik
Analisis analitik pada data surveilans menggunakan analisis uji statistik
tertentu seperti: uji korelasi, uji beda 2 mean (uji t dan uji z, uji beda 2
proporsi (uji chi-square dan uji anova/uji F) yang bertujuan untuk melihat
hubungan antara kejadian tertentu dengan kejadian morbiditas atau
mortalitas pada balita.
3.4 Sumber Data
Identifikasi sumber data atau informasi menjadi sangat penting diketahui dan
dipahami karena tidak semua data masalah gizi masyarakat seperti pada
Tabel 8 berikut ini dapat diperoleh dari tenaga pelaksana gizi.