Page 3 - konsep surveilans
P. 3
dan penurunan prevalensi balita gizi kurang (wasting) dari 12,1% menjadi
10,2%. Namun demikian, capaian kinerja gizi masih kurang optimal seperti
persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah sebesar 73,2% dan
persentase balita mendapat vitamin A sebesar 82,4%. Penurunan masalah gizi
balita tidak diikuti oleh perbaikan masalah gizi pada dewasa, hal ini ditunjukkan
dengan prevalensi obesitas pada kelompok usia di atas 18 tahun dan anemia
pada ibu hamil yang mengalami peningkatan.
Percepatan perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan pada percepatan
pencegahan stunting dengan target penurunan prevalensi stunting adalah 14%
dan wasting 7% di tahun 2024. Dalam rangka upaya penurunan stunting dan
wasting maka disusun Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024 yaitu; 1) Persentase Bumil KEK (target 10% tahun 2024), 2) Persentase
kabupaten/kota yang melaksanakan Surveilans Gizi (Target 100% tahun 2024),
3) Persentase Puskesmas mampu Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita (Target
60% tahun 2024), dan 4) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat
ASI Eksklusif (target 60% tahun 2024).
Masalah gizi tersebut akan terus berlangsung, selama faktor-faktor
penyebabnya belum dapat diperbaiki. Surveilans gizi sebagai alat untuk
membantu pengelola program perbaikan gizi masyarakat dalam memonitor
dan mengevaluasi perkembangan masalah gizi melalui analisis terhadap
indikator masalah gizi, kinerja pembinaan gizi dan faktor penyebabnya
secara berkala dan terus menerus. Informasi yang diperoleh dari kegiatan
surveilans gizi, maka para pengambil keputusan dapat melakukan tindakan-
tindakan pencegahan dan penanggulangan yang tepat sasaran, tepat waktu,
efektif dan efisien. Surveilans gizi pada akhirnya berguna dalam meningkatkan
status gizi masyarakat, karena melindungi dari dampak buruk masalah gizi
3.2 Pengertian Surveilans Gizi
1. Surveilans Gizi adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap masalah gizi masyarakat dan indikator pembinaan gizi.