Page 5 - konsep surveilans
P. 5
13) cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A;
14) cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; dan
15) cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
dan Indikator lain berupa faktor risiko yang mempengaruhi masalah gizi
dan kinerja program gizi sebagaimana dimaksud dalam Surveilans Gizi,
meliputi:
1) kemiskinan;
2) kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi;
3) praktik pengasuhan anak yang kurang tepat; dan/atau
4) konsumsi makanan bergizi yang rendah.
Dari pengertian tuntuk dapat dialkukannya monitoring harus dilakukan
pengamatan minimal dua kurun waktu (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau dalam
2 tahun) untuk mengetahui adanya perkembangan masalah gizi atau kinerja
program gizi, dan segera melakukan identifikasi faktor penyebab dan
merencanakan alternatif pemecahan masalahnya. Sedangka evaluasi
dilakukan dengan membandingkan dengan target (misalnya target
persentase ibu hamil KEK tahun 2022 sebesar 13%, Persentase ibu hamil
anemia tahun 2022 sebesar 39%), dan jika GAP realisasinya terhadap target
termasuk off track maka diidentifikasi penyebabnya dan dievaluasi intervensi
yang sudah dilakukan.
4. Pelaksanaan teknis surveilans gizi dilakukan melalui tahapan:
1) pengumpulan data
2) pengolahan dam analisis data ;
3) diseminasi
Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara aktif dilakukan dengan cara mendapatkan
data secara langsung dari: fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas,
Rumah Sakit), masyarakat (Posyandu, Posyandu Lansia, Pos Pembinaan
Terbadu (Posbindu) untuk penyakit PTM) atau sumber data lainnya,
kegiatan penyelidikan epidemiologi, surveilans aktif puskesmas/rumah sakit,
survei khusus, dan kegiatan lainnya.
Pengumpulan data secara pasif dilakukan dengan cara menerima data
dari fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit), masyarakat