Page 63 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 63

53

              masyarakat.  tetapi  semata-mata  didasarkan  kepada  kecakapan
             seseorang  untuk memangku jabatan tersebut.  Dengan  demikian
              masyarakat  di  daerah  Kalbu  yang  12  ini  tersusun  dari  dusun-
              dusun,  kampung-kampung  dan  negeri-negeri  yang  dibagi-bagi
              menurut  suku-suku  yang  12  itu.  Sedangkan  dusun-dusun  itu
              terbentuk  dari  kelompok  rumah-rumah  dan  rumah-rumah  ter-
             sebut  adalah  merupakan  tempat menetapkan  keluarga  atau  be-
             berapa keluarga yang ada di dalamnya.
                  Seperti lazimnya  bahwa keluarga itu tercipta dari hasil per-
             kawinan  seorang  laki-laki  dengan  perempuan,  di  daerah  Kalbu
             yang  12 ini terlihat bahwa adanya pembatasan-pembatasan yang
             nyata di  dalam menentukan istri/suami atau pembatasan-pemba-
             tasan  dalam  menentukan  jodoh  seseorang.  Di  daerah  ini  sese-
             orang  tidak  diperkenankan mengawini  sesama anggota  keluarga
             Batih  atau  saudara  sekandung,  saudara  ayah,  mertua  ar.ak  tiri
             yang ibunya masih  terikat  perkawinan  dengan  ayah  tirinya  itu.
             demikian  pula  dilarang mengawini saudara istri, bila perkawinan
             tersebut  masih  berlangsung.  Bagi  mereka yang melanggar keten-
             tuan-ketentuan  tersebut  maka  dia  akan  mendapat sangsi  sosial.
             yaitu dipencilkan dari pergaulan masyarakat. di samping itu juga
             karena  adanya  anggapan  bahwa  perbuatan yang demikian  ada-
             lah  perbuatan  terkutuk  dan  dimurkai oleh Allah.  Dari keterang-
             an  di  atas  terlihat  bah~a di  dalam  ketel).U!arr-ketentuan  perjo-
             dohan  di  daerah  Kalbu  yang  12  ini, terlihat adanya  pengaruh-
             pengaruh  ajaran  Islam, hal ini tergambar dalam seloka adat yang
             mengatakan  "Adat  menurun,  syarak  Mendaki,  Adat  bersendi
             syarak, syarak bersendi Kitabullah.  3  7  )
                  Seloko  adat  yang  demikian  menggambarkan  bahwa segala
             ketentuan-ketentuan  yang  mengatur  hubungan  seseorang  de-
             ngan  orang  dalam  pergaulan  bermasyarakat,  berasal  dari  nenek
             moyang dan  bersumber dari ajaran  Islam yang didasarkan kepa-
             da Al-Qur'an dan Hadits.
                  Di  samping pengaruh  Islam  yang  telah dijadikan  pedoman
             dalam  masalah  perjodohan  ini,  maka  pengaruh adat pun tidak
             dapat  dihindari,  misalnya  dalam  menentukan  jodoh  tersebut,





                                                               -·--··----  ----~
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68