Page 20 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 20

--------------- ----···-.. - ·· ·---·· ···---·-·-··---·-·•""'" ---...... .. .




              Mulai  pada  waktu  itu,  Sultan  Sepuh  memerintahkan
         rakyat  Pasir,  tua  muda,  laki-laki  perempuan,  anak-anak yang
         telah  dapat  menolong  orang  tuanya,  agar  bergotong  royortg
         mendulang  emas  di  sungai  Kandilo,  untuk  menebus kerajaan
         Pasir  dari  kerajaan  Banjarmasin.  Beribu-ribu  rakyat  Pasir,
         beramai-ramai  mendulang  emas  di  sungai  Kandilo,  sehingga
         dalam  tempo satu  tahun telah didapat hampir  100 kati emas.
              Setelah sampai waktunya perjanjian, maka emas urai yang
         setengah  pikul (50  kati), diserahkan kepada  Sultan  Banjarma-
         sin  oleh  Sultan  Sepuh  untuk  menebus  kerajaannya.  Sejak
         waktu itu, be bas lah kerajaan Pasir dari ikatan kerajaan Banjar-
         masin .5
              Kemudian  setelah  Sultan  Sepuh  meninggal  dunia,  ia  di-
         gantikan  oleh  kemenakannya  yang  bernama  Dipati  Anom.
         Selama  Dipati  Anom  memerintah  rakyat  Pasir  menjadi  lebih
         makmur,  karena  tidak  dibebani  pekerjaan  mendulang  emas
         untuk  pembayaran  upeti  kepada  Raja  Banjarmasin.  Ladang,
         kebun dapat dipelihara dengan baik.
              Setelah  Sultan  Dipati  Anom  meninggalkan  dunia  ia  di-
         gantikan  oleh  sepupunya  yang  bernama  Sultan  Sulaiman.
         Dalam  masa  pemerintahan  Sultan  ini  kerajaan  Banjarmasin
         memperingatkan  kepada  Sultan  Pasir  akan  kewajibannya  un-
         tuk  membayar  upeti.  Akan  tetapi  oleh  Sultan  Pasir  hal  ini
         tidak digubris. Tetapi pihak Belanda tidak tinggal diam. Dalam
         perjanjian  tahun  1817  Belanda  belum  melakukan  tindakan,
         maka  diadakanlah  menentukan  kedudukan  Pasir.  Baru  dalam
         perjanjian  pada  tanggal 4·Mei  1826 dinyatakan bahwa  Sultan
         Adam  harus  menyerahkan, antara lain  Pasir, Kutai dan  Berau
         kepada Belanda. Sultan  Pasir yang keempat belas yaitu Sultan
         Adam  untuk pertama kalinya, telah membuat kontrak dengan
         Gubememen Belanda yaitu pada tahun 1844.
              Walaupun  demikian  Sultan  Sulaiman, tetap  memerintah
         Pasir yang merdeka dan berdaulat tanpa dicampuri oleh peme-

          S.   Dr. J. Eisen berger, op. cit. hal. 16

                                                                   11
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25