Page 18 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 18
· B. PERTUMBUHAN KERAJAAN PASIR
Setelah kerajaan Majapahit berkurang kewibawaannya,
di daerah-daerah berdirilah kerajaan-kerajaan kecil, seperti
Kutai, Berau dan Pasir, yang menurut Dr. J. Eisenberger dalam
Kroniek Zuider en Oosterafdeeling van Borneo, terjadi pada
awal abad XV. Menurut cerita rakyat raja yang pertama me-
merintah di kerajaan Pasir, adalah seorang wanita bernama
Putri Petung. Pusat pemerintahan berkedudukan di Sadora-
ngas di hulu sungai Kandilo. Pada tahun 1569 Agama Islam
mulai berkembang di kerajaan Sadorangas dan akhirnya men-
jadi Agama Kerajaan Ratu Aji Putri Petung digantikan oleh
putranya Aji Mas Pati Indra (1600 - 1624), lalu Pangeran
Anom Singa Maulana (1644 - 1707). Pada masa pemerintahan
Sultan Muhamad , Kerajaan Pasir selalu mendapat gangguan
dari rakyat suku Dusun di hulu sungai. Perintah untuk mema-
gar dan membuat kubu pertahanan dilaksanakan rakyat de-
ngan sebaik-baiknya. Tetapi sebelum pagar dan kubu itu sele-
sai, kerajaan Pasir diserang oleh rakyat Hulu Dusun dan Hulu
Sungai. Rumah-rumah dibakar, harta dirampas, termasuk Ke-
ra ton Pasir yang indah juga turut terbakar.
Karena itu, Sultan Aji Muhamad beserta rakyatnya ber-
pindah ke hilir sungai Kandilo, mencari tempat yang aman
yaitu di Pasir Benua dekat Pasit Belengkong. Di tempat inilah
Sultan Aji Muhamad membuat perkampungan baru, mendiri-
kan istana dan perumahan rakyat secara bergotong royong.
Mulai pada waktu itulah Pasir menjadi tempat kedudukan
pemerintahan Sultan-sultan Pasir.
C. MASUKNYA KEKUASAAN BELANDA DI PASIR
Pada akhir bulan Desember 1816 datanglah expedisi Be-
landa ke Banjarmasin di bawah pimpinan J. Van Boeckholdz,
yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda atas
wilayah ini setelah konvensi London. Pada tanggal 1 Januari
1817 ditanda tangani suatu perjanjian yang meliputi 32 pasal
an tara Sultan Banjarmasin dengan J. Van Boeckholdz pasal
9