Page 27 - Miftahul Azra_Let20_56_Buku Digital
P. 27
b. Penulisan sejarah kolonial (historiografi kolonial)
Penulisan sejarah kolonial adalah penulisan sejarah yang bersifat eropasentris.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memperkukuh kekuasaan mereka di Nusantara.
Penulisan sejarah yang berfokus barat ini jelas merendahkan derajat bangsa Indonesia
dan mengunggulkan derajat bangsa Eropa, misalnya, pemberontakan Diponegoro dan
pemberontakan kaum Padri. Tokoh tersebut oleh bangsa Eropa dianggap pemberontak,
sedangkan Daendels dianggap sebagai figur yang berguna. Tulisan mereka dianggap
sebagai propaganda penjajahan serta pembenaran penjajahan di Indonesia. Padahal,
kenyataannya adalah penindasan. Akan tetapi, ada juga penulis Eropa yang cukup
objektif, misalnya, Dr. Van Leur dengan karya tulisan Indonesian Trade and Society
dan karya Dr. Schrieke, Indonesia Sociological Studies, yang memaparkan
perdagangan dan masyarakat Nusantara. Dasar pemikiran sarjana Belanda tersebut
dirumuskan kembali secara sistematik oleh Dr. Sartono Kartodirdjo dengan
pendekatan multidimensional, yaitu pendekatan dalam penulisan sejarah dengan
beberapa ilmu sosial, ekonomi, sosiologi, dan antropologi.
c. Penulisan sejarah kolonial (historiografi kolonial)
Penulisan sejarah nasional adalah penulisan sejarah yang bersifat Indonesia
sentris, dengan metodologi sejarah Indonesia dan pendekatan multidimensional. Jadi,
penulisannya dilihat dari sisi kepentingan nasional. Historiografi nasional dirintis oleh
Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Dalam historiografi nasional akan terungkap betapa
pedihnya keadaan di zaman pergerakan nasional Indonesia oleh penjajahan barat
sehingga membangkitkan semangat rakyat untuk merdeka. Historiografi nasional juga
akan mengungkapkan bagaimana mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah teraih
pada 17 Agustus 1945 itu agar menjadi negara yang maju dan dihormati bangsa lain.

