Page 24 - Miftahul Azra_Let20_56_Buku Digital
P. 24
Bali adalah R. Goris. Beliau mentranskrip prasasti Bali. DiBali, prasasti yang sudah
rusak, hurufnyadiduplikasikan kembali dengan istilah "tinulat".
Ada keanehan pada prasasti Tugu Sanur. Tinggi prasasti adalah 1 m, bentuknya
agaksilinder, tetapi tulisannya sudah rusak. Prasastiini memiliki keistimewaan
menggunakan huruf Pranagari menggunakan bahasa Bali Kuno, sedangkan yang
menggunakan huruf Bali Kuno menggunakan Bahasa Sanskerta. Artinya, prasasti
Tugu Sanur ditulis dengan menggunakan dua bahasa (bilingual).
Secara umum isi prasasti memuat beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut.
a) Penghormatan kepada dewa dalam agama Hindu biasanya diawali dengan kata
Ong Civaya, sedangkan agama Buddha diawali dengan kata Ong nama
Buddhaya.
b) Angka tahun dan penanggalan, dalam penulisannya biasanya diawali dengan
permulaan kata-kata: "Swasti Cri Cakawarsatita" yang berarti Selamat Tahun
Caka yang sudah berjalan. Penamaan hari dalam satu minggu (tujuh hari) terdiri
dari: Raditya (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Buddha (Rabu),
Respati (Kamis), Cakra (Jumat), dan Sanaiswara (Sabtu).
c) Menyebut nama raja, diawali dengan kata kata "Tatkala Cri Maharaja Rakai
Dyah..." dan selanjutnya.
d) Perintah kepada pegawai tinggi, perintah ini biasanya melalui Rakryan
Mahapatih dengan istilah "Umingsor ring rakryan Mahapatih ...", jadi raja tidak
memberi perintah langsung.
e) Penetapan daerah sima (daerah bebas pajak), yang telah menolong raja atau
menolong orang penting atau telah menolong rakyat banyak, misalnya, daerah
penyeberangan sungai.
f) Sambhada (sebab musabab mengapa suatu daerah dijadikan sima).
g) Para saksi.
h) Desa perbatasan sima disebut juga "wanual tpisiring".