Page 22 - Miftahul Azra_Let20_56_Buku Digital
P. 22
Nenek moyang yang sudah memiliki kepercayaan asli (animisme, dinamisme)
mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Sehingga, meskipun telah menyembah
Dewa Hindu atau Buddha, mereka tetap bersesaji untuk memuja (sesuai keyakinan
animisme dan dinamisme).
b. Perkembangan rekaman tertulis
Jejak-jejak masa lampau menjadi bahan penting untuk menuliskan kembali
sejarah umat manusia. Jejak masa lampau mengandung informasi yang dapat dijadikan
bahan penulisan sejarah. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah
tersebut menjadi komponen penting dan mengandung informasi yang dapat dijadikan
bahan untuk penulisan sejarah. Kisah sejarah tersebut disampaikan dari generasi ke
generasi dan dapat dipelihara terus sehingga mampu untuk mengisahkan kembali
peristiwa dari jejak-jejak pada masa lampau. Jejak sejarah dapat dibedakan menjadi
dua.
Jejak historis, yaitu jejak sejarah yang menurut sejarawan memiliki atau
mengandung informasi tentang kejadian-kejadian yang historis sehingga dapat
digunakan untuk menyusun penulisan sejarah.
Jejak nonhistoris, yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang tidak memiliki
nilai sejarah. Jejak historis yang berwujud tulisan merupakan rekaman tertulis
tradisi masyarakat pada masa lalu. Rekaman tertulis di Indonesia terbagi menjadi
sumber tertulis sezaman dan setempat, sumber tertulis sezaman tetapi tidak
setempat, dan sumber tertulis setempat tidak sezaman.
1) Sumber tertulis sezaman dan setempat
Sumber tertulis sezaman ialah sumber tersebut ditulis oleh orang yang
mengalami peristiwa itu, atau ditulis waktu itu, atau ditulis tidak lama setelah peristiwa
itu terjadi Sumber setempat maksudnya adalah penulisannya di dalam negeri sendiri.
Contoh sumber tertulis sezaman dan setempat adalah prasasti. Prasasti berarti