Page 124 - Perjalanan
P. 124
Perjalanan-- halaman 123
mendaki bila ia terlupa membawa korek api, maka ia akan
mengalami kesulitan yang fatal sehingga mungkin harus turun
kembali karena tidak dapat memasak makanan bagi dirinya.
Kedua, perjalanan mendaki gunung membuat orang
menyadari bahwa standar kenyamanan sehari-hari pada
dasarnya tidak terlalu boleh dimutlakkan. Tempat tidur,
kamar mandi, air minum, dan kamar tidur dapat dibuat dari
apa saja yang ada dan dinikmati.
Ketiga, dalam perjalanan mendaki bersama Kristus, akhirnya
kita jadi mengenal lebih dalam siapa orang yang berjalan
bersama kita mendaki. Kita mengenal ritme, daya tahan, masa
lalu, dan kesukaannya. Dengan kata lain, kita mengenal siapa
dirinya. Tujuan kita untuk mencapai puncak gunung akhirnya
tidaklah semenarik daripada masuk ke dalam hidup rekan
seperjalanan dan mengenal orang yang berjalan bersama kita
tersebut.
Keempat, sebagai dimuat dalam cerita-cerita Alkitab, banyak
peristiwa menunjukkan bahwa seringkali di puncak gunung
Tuhan berbicara pada siapa yang mau mendaki gunung itu.
Orang yang mendaki akan lebih mengenal kemahakuasaan
dan Kemuliaan-Nya. Ia juga dibuat takjub akan keberagaman
tanaman dan manusia yang dijumpai. Melalui semuanya, Ia
bicara. Bahkan, ketika dirinya sudah merasa sendiri dan tidak