Page 157 - Perjalanan
P. 157
Perjalanan-- halaman 156
Dengan demikian, agak sulit suatu gereja menjadi suasana
yang mendorong orang mengikuti perjalanan Tuhan dengan
menyediakan program, orang, atau kurikulum tanpa dilandasi
hal utama: doa. Berdoa adalah saat kita bercakap-cakap
dengan Tuhan. Dalam doa seringkali kita menyampaikan
syukur, memeriksa diri, menyampaikan kebutuhan dan
kerinduan, bahkan mengungkapkan kekesalan dan
kemarahan serta kesedihan kita.
Yang pasti, doa bukanlah alat untuk mengubah keadaan,
mengubah hati Tuhan saja, atau menjadi daftar permintaan
yang diajukan pada-Nya. Doa seringkali Tuhan pakai sebagai
alat-Nya untuk menghasilkan perubahan pada diri kita,
walaupun keadaan yang kita inginkan tidak juga Tuhan
hadirkan.
Gereja yang tidak cukup berdoa dapat hanya menjadi suatu
kumpulan orang-orang beragama yang akhirnya memegang
erat ajaran, ritual, tatakrama, dan berbagai hal lain, tanpa
cukup keintiman dengan Tuhan. Mungkin tidak berkelebihan
bila dinyatakan bahwa, doa adalah alas dari suasana gereja
yang rindu membuat warganya melangkah mengikuti Tuhan.
Dalam doa, akan disampaikan kerinduan tersebut agar
anugerah Tuhan diberikan bagi mereka.
Selanjutnya, gereja yang berdoa perlu menyadari bahwa,
perjalanan-perjalanan mengikuti Tuhan merupakan hal yang
perlu disampaikan pada orang banyak sehingga mereka yang
tidak menyadari hal itu mulai sadar. Kemudian, mereka yang
sadar akan mulai memahami aspek-aspek perjalanan tadi.
Mereka yang sudah memahami akan juga ditolong untuk jadi