Page 155 - Perjalanan
P. 155
Perjalanan-- halaman 154
mengalami perubahan pola-pola mereka dalam berelasi,
mengambil keputusan, cara kerja, atau cara mewarnai
masyarakat sekeliling mereka. Keintiman mereka dengan
Tuhan terutama ada dalam keintiman di ranah nalar. Mereka
adalah orang-orang yang memasuki ladang gandum dan
memakan semua gandum yang tersedia. Mereka meneliti
tentang siapa Tuhan mereka, namun mereka terus berhenti di
lading tersebut.
Ada juga gereja-gereja dimana sebagian besar warganya sibuk
melayani gerejanya dan mencurahkan energi mereka dalam
bersama-sama melayani dalam kegiatan jemaat dan menata
organisasi mereka. Mereka dikenal sebagai gereja yang rapih,
tersusun, dan berderap bersama. Namun, apakah sebagian
besar warga jemaat mengalami perubahan-perubahan
bersama Tuhan, hal ini dapat dipersoalkan. Keintiman mereka
dengan Tuhan dirasakan terutama hanya ketika terjadi ibadah.
Mereka adalah bagaikan orang-orang yang mendaki gunung
bersama Tuhan, namun mereka tidak lagi ingin turun dari
puncak gunung. Bahkan, mereka ingin mendirikan tiga
bangunan bagi Tuhan di sana.
Ada juga gereja yang lebih repot melakukan berbagai kegiatan
sosial dan menolong mereka yang terluka, tersisih, dan
terpuruk. Warga jemaat berani berkurban untuk melakukan
hal tersebut, namun mereka tidak memeluk ajaran gereja yang
konsisten atau utuh. Mereka juga tidak mengalami banyak
keintiman dengan Tuhan. Mereka adalah bagaikan orang-
orang yang asik melaut bersama Tuhan dan menolong kapal-
kapal yang hampir tenggelam. Namun, di kapal mereka
sendiri, Tuhan dibiarkan tidur di geladak bawah.