Page 156 - Perjalanan
P. 156
Perjalanan-- halaman 155
Bahkan, masih ada gereja yang enerjinya dituangkan agar
warganya mendapat sentuhan emosi melalui ibadah,
kelompok sel, atau kebaktian kebangunan rohani. Mereka
menekankan perlunya kepekaan emosi dan sebagainya.
Mereka juga menekankan pengenalan pada karunia-karunia
roh dan pengalaman supernatural. Lebih hebat lagi, mereka
dibimbing mengenali luka-luka batin mereka. Namun, ketika
di dalam hidup sehari-hari, keseluruhan hal itu tidak
mewarnai cara mereka bekerja, bergaul, dan mengambil
keputusan. Mereka juga merupakan orang-orang yang berani
masuk ke dalam gua mereka, namun terus menerus tinggal di
dalamnya.
Jadi, bagaimana cara membangun suasana gereja yang
memungkinkan warga melakukan perjalanan-perjalanan yang
Tuhan inginkan?
Mungkin hal yang paling perlu kita sadari bahwa, semua
perjalanan tersebut akan terjadi hanya bila anugerah Tuhan
diberikan. Dalam hal ini, peran gereja adalah bagaikan seorang
petani yang menggarap tanah, memberi pupuk, dan
menyiramkan serta menaruh benih di dalam tanah. Namun,
Tuhanlah yang memberikan pertumbuhan. Dengan
pemahaman ini, maka kita harus mengenali batas kita dan
besarnya anugerah Tuhan. Jadi ada hal-hal yang merupakan
bagian kita dan ada yang merupakan bagian Tuhan.