Page 69 - Perjalanan
P. 69
Perjalanan-- halaman 68
juga orang yang dahaga untuk mendapat cukup
kedamaian dan istirahat serta kehangatan. Namun, Tuhan
tidak memberikan pemuas dahaga itu.
Jadi dapat diprakirakan, siapa yang berada di padang
gurun, sering merasa berada dalam kesendirian. Selain itu
ia merasa sudah hilang arah, bingung atau merasa hampa
dalam kesehariannya. Tidak seperti seorang yang berada
di batas air yang masih dapat merasa kecewa dan kesal,
orang yang berada di padang gurun sudah tidak lagi
merasa kesal atau tertekan. Ia hanya merasa sendiri dan
beku rasa. Lebih lagi, ia merasa tidak ada orang yang
memahami situasi mereka. Orang yang menderita
kesepian seperti itu dapat menyeret diri mereka hanya
untuk melangkah setindak demi setindak. Mereka merasa
bahwa Allah sudah membisu atau menjauh. Mereka
hampir putus asa.
Sebenarnya, seorang yang ada di padang gurun adalah
orang yang sangat siap diintervensi Allah. Mereka siap
menerima kejutan Allah di dalam rutinitasnya.
Di dalam Alkitab ada beberapa kisah yang khusus
berbicara mengenai “padang gurun”. Salah satunya
adalah cerita Hagar dan Ismael yang diusir Abraham. Di
padang gurun Hagar putus harapan karena bekal yang