Page 30 - MODUL DIGITAL ASAM BASA BERMUATAN CERITA PENDEK BERBASIS KEARIFAN LOKAL KOTA SEMARANG
P. 30
3. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Gambar 2.4 Bronsted – Lowry
Sumber : www.google.com
Konsep yang digunakan oleh Arrhenius memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat
menjelaskan sifat asam basa pada larutan yang tidak mengandung air. Kelemahan ini
dapat diatasi dengan menggunakan teori asam basa Bronsted-Lowry yang dikemukakan
oleh kimiawan Denmark bernama Johannes Bronsted dan kimiawan Inggris bernama
Thomas Lowry pada tahun 1923 berdasarkan fakta bahwa reaksi asam basa melibatkan
adanya transfer ion dari satu zat ke zat lain. Teori ini dapat menjelaskan sifat asam basa
larutan dengan jenis pelarut yang bermacam-macam.
Bronsted-Lowry menjelaskan asam sebagai zat yang dapat mendonorkan
protonnya sedangkan basa sebagai zat yang menerima (akseptor) proton.
Contoh
-
+
HCl (aq) + H 2O (aq) → H 3O (aq) + Cl (aq)
Pada contoh di atas, HCl bertindak sebagai asam Bronsted-Lowry sebab
mendonorkan protonnya sedangkan H 2O bertindak sebagai basa Bronsted-
Lowry sebab menerima proton dari HCl.
Kemudian bagaimana jika pelarutnya bukan air?
Inilah keunggulan konsep asam basa Bronsted-Lowry sebab bisa membedakan
suatu asam dan basa tidak hanya dalam pelarut air saja.
Contoh
-
+
HClO (aq) + CH 3NH 2(aq) → CH 3NH 3 (aq) + ClO (aq)
Pada contoh di atas, HClO bertindak sebagai asam Bronsted-Lowry sebab
mendonorkan protonnya sedangkan CH 3NH 2 bertindak sebagai basa Bronsted-
Lowry sebab menerima proton dari HClO.
DAFTAR ISI
19