Page 85 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 85
lainnya. Sistem pemerintahan negeri JUga disesuaikan
sedemikian rupa sehingga antara elite negeri dan pimpinan
voe terdapat ikatan politik yang kuat.
Status pemimpin negeri ditentukan sesuai keberhasilan
negeri yang bersangkutan dalam soal produksi cengkeh dan
kewajiban-kewajiban lainnya. Gelar-gelar yang diberikan oleh
voe kepada para pemimpin negeri tersebut menggambarkan
keadaan itu. Orang kaya adalah gelar yang terendah yang
diberikan kepada seorang pemimpin negeri yang baru diangkat
oleh masyarakat yang bersangkutan ( dengan surat keputusan
dari voe). Bila yang bersangkutan berjasa, maka gelamya
dinaikkan menjadi Pati, dan kemudian bisa meningkat lagi
sehingga menjadi Raja.
Pada setiap gelar melekat pula atribut-atribut lainnya.
Seorang Orangkaya diberi tongkat yang terbuat dari rotan, Pati
mendapat tongkat rotan dengan kepala perak yang diukir
dengan lambang voe; dan Raja mendapat tongkat rotan
berkepala emas dengan ukiran lambang voe pula. Payung dan
umbul-umbul untuk dipakai di perahu juga menggunakan
warna-warna yang berbeda yang menunjuk pada status
pemimpin yang bersangkutan.
Pengaruh voe atas masyarakat kepulauan Ambon dan
Uliase dengan demikian jauh lebih intensif dibandingkan
dengan di pulau-pulau Seram dan Buru. Beberapa negeri di
kepulauan Ambon dan Lease berkembang meitjadi pusat-pusat
kekuasaan voe karena menjadi tempat kedudukan seorang
residen (kemudian di masa Hindia Belanda menjadi kontrolir),
yang berkedudukan dalam sebuah benteng (fort) yang
dilengkapi tentaranya. Selain kota Ambon dengan benteng
Victoria yang menjadi pusat seluruh wilayah Maluku Tengah
itu, muncul pula kota-kota yang jauh lebih kecil karena
posisinya sebagai pusat kekuasaan voe di daerah-daerah.
Pusat-pusat kekuasaan itu sesungguhrtya terdapat dalam
benteng-benteng kecil yang terletak di sekitar negeri-negeri
tertentu, seperti benteng Duurstede di Saparua yang menjadi
pusat kepulauan Uliase (Haruku, Saparua dan Nusalaut),
69