Page 10 - Proyek Modul Proklamasi
P. 10
Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang siapa yang harus
menandatangani teks tersebut. Kemudian Bung Hatta berpendapat agar teks proklamasi itu
ditandatangani oleh semua yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan
muda Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua
yang hadir, akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia
dan Soekarno yang nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang pengaruhnya
cukup besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan Soekarno
meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai dengan
perubahan-perubahan yang sebelumnya telah disepakati bersama. Perumusan teks
proklamasi sampai dengan penandatanganannya sendiri baru ter selesaikan pada 04.00 WIB
(pagi hari), pada tanggal 17 Agustus 1945
Teks Naskah Proklamasi hasil ketikan Mohamad Ibnu Sayuti Melik yang ditempatkan di Monumen Nasional
Dalam naskah yang diketik oleh Sayuti Melik Terdapat tiga perubahan pada naskah tersebut
dari yang semula berupa tulisan tangan Soekarno, Perubahan-perubahan itu adalah sebagai
berikut.
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
Konsep “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
Tulisan “Djakarta 17-08-’05”, diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ’05”.
Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta,
dengan bunyi berikut ini.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama
dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
E-Book History Peristiwa Seputar Proklamasi