Page 227 - Dasar-Dasar Budidaya Tanaman Kelas X Semester 2
P. 227
dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah memasuki
matang fisiologis. Dengan demikian, hanya buah-buahan yang telah
memenuhi kriteria panen yang boleh dipetik. Disamping itu, penanganan
buah lebih terkendali karena buah ditangani satu per satu mulai pemetikan
di pohon sampai memasukan dalam keranjang penampungan di lapangan.
Di negara maju yang telah mengenal mekanisasi pertanianpun pemanenan
dengan tangan masih banyak diterapkan.
Pemanenan dengan cara menggoyangkan dahan sangat tidak dianjurkan,
karena cara ini dapat merusak struktur tanaman yaitu dahan menjadi
pecah dan patah. Selain itu, buah-buah yang berjatuhan dapat mengalami
kememaran akibat jatuh dari tempat yang tinggi. Dengan cara ini juga tidak
dapat dilakukan pemanenan secara selektif, sehingga tidak saja buah-buah
yang tua yang jatuh, tetap buah yang muda pun berjatuhan akibat
goncangan yang keras.
Pemanenan sebaiknya menggunakan alat potong, seperti pisau atau
gunting pangkas yang tajam. Penggunaan alat yang tajam mengurangi
resiko kerusakan pada tangkai buah dan juga dapat mempercepat
pekerjaan sehingga hasil pemanenan per satuan waktu dapat lebih tinggi
dengan kualitas yang lebih baik. Terhadap buah-buah yang letaknya tinggi,
dianjurkan untuk menggunakan tangga guna menjangkau buah-buahan
tersebut.
Di negara-negara maju, misalnya Australia, dimana tanaman buah-buahan
telah diusahakan secara monokultur, pemanenan dilakukan secara
semimekanik. Pada pemanenan mangga, misalnya petani menggunakan
kendaraan roda empat yang dilengkapi dengan 2-4 “tangan“ tempat
berdirinya pemetik buah. Pemetikan buah dilakukan oleh tenaga yang
telah terlatih sehingga pekerjaan dilakukan secara selektif dan berlangsung
cepat. Buah yang dipetik selanjutnya ditempatkan pada ban berjalan
(conveyor belt) yang terbuat dari karet menuju ke tempat mencuci/
214