Page 59 - PANJUL DAN SAMIN
P. 59
“Tidak ada tapi-tapian!! Ayo segera masuk kelas
kembali, atau saya hukum mencangkul di kebun ketela!!”
perintah laki-laki separuh baya itu dengan suara lantang.
“Iya, Pak,” jawab Panjul memelas.”
Akhirnya Panjul kembali masuk ke kelasnya lagi.
Walau tadi ingin ke kamar mandi, ia urungkan saja
karena takut kepada Pak Sakijo. Memang guru tua itu
selalu memperlakukan murid-muridnya dengan kasar
dan disiplin. Mungkin beliau ingin melihat muridnya
selalu menanamkan sikap disiplin. Setiap ada murid yang
melanggar peraturan selalu dihukum dengan cara,
berdiri di depan kelas, mengangkat meja, atau
mencangkul di kebun ketela. Salah satu murid yang
sering di hukum Pak Sakijo adalah Pardi.
Pardi memang seringkali tidak disiplin, sering
mengganggu murid perempuan. Terkadang juga usil. Ia
juga sering mengajak berkelahi murid sekelasnya. Di
kelas Pardi seolah menjadi peminpin atau jagoannya,
karena tidak ada yang berani terhadap Pardi. Tubuh
Pardi yang tinggi besar, juga otot-otot lengannya yang
menonjol, membuat teman lain merasa takut. Apalagi
kebiasaan Pardi yang sering mencangkul di kebun,
membuat lengannya semakin membesar.
Pak Miran memukul bel.. teng-teng, teng-teng,
teng-teng tanda waktunya pulang. Anak-anak berdoa
dan keluar kelas dengan senyum gembira. Panjul dan
Samin bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing.
48