Page 62 - PANJUL DAN SAMIN
P. 62

“Aduh… aduh… kurang ajar kau, Di!!”
                    Tanpa  pikir  panjang,  ketiga  bocah  itu  memasang

              kuda-kuda  layaknya  orang  yang  akan  berkelahi.  Dua
              lawan satu. Memang Pardi anak yang sukanya berkelahi,
              membuat  Panjul  tidak  terima  temannya  dipukul.  Saling
              menendang, saling memukul. Tetapi karena tubuh Pardi

              lebih besar dan lebih kuat dibanding keduanya, dengan
              santai  dan  tertawa  Pardi  meladeni  pukulan  dan
              tedangan Panjul maupun Samin.
                    Sampai  akhirnya  perut  Panjul  terkena  pukulan

              tangan  Pardi  yang  kekar.  Panjul  tertunduk  dan
              menangis,  sementara  Samin  mendekati  Panjul  yang
              terkena  pukulan  sambil  memegang  perut  Panjul  yang
              sakit.
                    Suara  tangisan  yang  keras  dari  Panjul  membuat

              Pardi  merasa  ketakutan.  Apalagi  Pardi  tahu  kalau
              Bapaknya Panjul adalah orang yang disegani di desanya
              dan berwatak keras.

                    “Awas ya, Di!!!.. Nanti tak beritahukan bapakku,”
              kata  Panjul  sambil  terus  menangis.  Mendengar  suara
              Panjul membuat Pardi merasa takut dan berusaha lari.
                    “Awas... awas !! Biar kau dihajar Bapaknya Panjul,”
              kata Samin menambahi.

                    Pardi akhirnya meninggalkan kedua bocah itu dan
              berlari  sekencang-kencang.  Ia  sangat  takut  dengan
              ucapan  Panjul  dan  Samin  tadi.  Akhirnya  setelah  Pardi

              pergi, kedua bocah itu tetawa terbahak-bahak. ***


                                                                       51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67