Page 55 - PANJUL DAN SAMIN
P. 55
Dan beberapa ekor burung masih di ranting pohon
trembesi.
Suara burung kutilang yang nyaring melihat buah
pepaya, bersahut-sahutan seakan memberikan isyarat
kepada burung kutilang yang lain bahwa telah
menemukan makanan. Akhirnya satu ekor burung
kutilang berusaha untuk masuk jebakan.
Sebelum masuk jebakan, burung itu harus hinggap
di ranting dalam jebakan. Tentu saja ketika kaki burung
kutilang itu hinggap secara otomatis ranting penyangga
akan terlepas dan batu-bata akan menutup lubang,
sehingga burung kutilang yang telah masuk jebakan
seakan terkurung di galian lubang yang tertutup dan
tidak bisa kemana-mana.
“Njul… jebakan sudah tertutup!!”
“Iya Min, ayo kita kesana, ke jebakan kita!” ajak
Panjul kepada Samin.
Sambil berlari kedua bocah itu menuju tempat
jebakan burung yang dibuatnya tadi. Kemudian tangan
Panjul berusaha dengan pelan-pelan mengambil burung
kutilang yang telah masuk jebakan.
“Horeeee…. kita dapat burung Kutilang, Min!!
teriak Panjul dengan gembira, sambil memperlihatkan
tangannya memegang burung kutilang kepada Samin.
“Horeeee….!!” teriak Samin juga kegirangan.
Dengan wajah penuh kegembiraan kedua bocah itu
bergegas meninggalkan kebun.
44