Page 21 - KFR2018T3
P. 21
2. Belanja Langsung dan Tidak Langsung
Realisasi total Belanja pemda
Pagu dan Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Lingkup
Provinsi Bengkulu Trilwuan III 2018 lingkup Provinsi Bengkulu
12,000 70.00% sampai dengan akhir triwulan
66.10%
10,000 51.36% 60.00% III tahun 2018 sebesar Rp5,57
milyar rupiah 8,000 37.84% 40.00% triliun atau 51,36% dari pagu.
50.00%
6,000
30.00%
4,000
2,000 20.00% Realisasi tersebut terdiri dari
10.00%
- 0.00%
Belanja Belanja Langsung Belanja Tidak langsung Belanja Langsung sebesar
Pagu Realisasi Persentase Rp2,14 triliun atau 37,84% dari
Sumber: SIKD (diolah)
pagu dan Belanja tidak
langsung sebesar Rp3,43 triliun atau 66,10% dari pagu. Dengan melihat realisasi
tersebut, belanja tidak langsung lebih dominan daripada belanja langsung. Dominannya
belanja tidak langsung disebabkan karena belanja digunakan untuk pembayaran gaji
dan operasional kantor. Sedangkan realisasi belanja langsung masih rendah karena
masih dalam proses pengadaan terutama untuk belanja modal.
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018
Secara agregat, realisasi
Proyeksi Pendapatan dan Belanja APBD
pendapatan APBD seluruh 100%
pemda di Provinsi Bengkulu 80% 62.32% 69.66%
57.42% 93,73%
sampai dengan akhir 2018 60% 47.91%
38.41%
diperkirakan sebesar 40% 21.48% 29.88% 51.59%
14.54% 39.02% 46.11%
Rp11.488,17 miliar atau 20% 7.25% 30.13%
21.82%
96,56% dari target. Hal-hal 0% 13.82%
2.56% 4.95% 8.36% Jul Agu Sep Okt Nov Des
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
yang diperkirakan tidak
Belanja Pendapatan
mencapai target adalah PAD Proyeksi Belanja Proyeksi Pendapatan
Sumber: SIKD (diolah)
dan dana transfer.
Tabel Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bengkulu
Sampai Dengan Triwulan IV Tahun 2018
Realisasi s.d TW III Perkiraan Realisasi s.d TW IV
Uraian Pagu
Rp % thd Pagu Rp % thd Pagu
Pendapatan Daerah 11,897.44 8,287.33 69.66% 11,488.17 96.56%
Belanja Daerah 12,529.86 6,464.21 51.59% 11,744.24 93.73%
Surplus/(defisit) -632.43 1,823.12 -256.08
Realisasi Belanja APBD agregat provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2018
diperkirakan sebesar Rp13.925,56 miliar atau 92,94% dari pagu. Penghematan alamiah
dari sisa kontrak dan permasalahan pengadaan barang dan jasa menyebabkan belanja
modal tidak akan terealisasi maksimal. Dari perkiraan pendapatan dan belanja tersebut,
maka diproyeksikan pada akhir tahun 2018 akan terjadi defisit sebesar Rp256,08 miliar.
18