Page 49 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 49
Kerangka Pemikiran Kerangka Pemimkiran
Satu hal lain yang penting dari poin Bracken, sekaligus yang belum terelaborasi bandar, dan cenderung diasosiasikan dengan deputi Pemberantasan. Padahal, ia tidak
di artikel Augier dan Marshall, adalah salah satu usulan prinsip net assessment-nya yang harus saklek seperti itu.
berkaitan dengan sensitivitas pada masalah-masalah yang belum banyak dikaji (understudied Pertama, supply reduction merupakan perspektif yang menekankan upaya pencegahan
problems). Signifikansinya di sini adalah bagaimana persoalan-persoalan yang tidak dengan memfokuskan pada pengurangan/pelemahan/pemberantasan aktor/entitas yang
30
mainstream didiskusikan para pandit, akademisi, dan media tidak lantas menghilangkan memasok (pengecer, kurir, pengedar, bandar, kartel, dst.). Dalam sejarah, tiga pendekatan
kemungkinannya untuk menjadi “kuda hitam” dalam memantik permasalahan besar. dalam perspektif ini adalah: regulatoris (mengenakan/meningkatkan pengaturan secara
Dalam model analisis lain, hal ini disebut sinyal lemah (weak signals), yaitu “pecahan legal-formal), prohibitif (pelarangan legal-formal), dan “war on drugs” (memberantas secara
informasi acak yang terdengar seperti suara latar namun pecahan informasi tersebut koersif/konfrontatif). Penting untuk dicatat, supply-side tidak melulu berkaitan dengan
meruapakan bagian dari informasi besar yang perlu disambungkan satu sama lain dengan suplai narkotikanya, melainkan juga mencakup suplai gagasan persuasif khasiat narkotika
bingkai pemikiran tertentu.” Schoemaker, Day, dan Snyder menjelaskan bagaimana yang berat sebelah (tidak menginfokan efek samping jangka panjang). Dalam konteks
31
organisasi hari ini banyak mengalami kesulitan dalam menangkap info pinggiran ini, maka suplai gagasan persuasif hanya bisa dilawan dengan strategi di tataran kontra-
(peripheral information); riuhnya media dan media sosial hari ini telah membuat banyak gagasan persuasif pula.
hal menjadi terpinggirkan. Padahal, info-info ini bisa menjadi sinyal lemah yang, apabila Kedua demand reduction, yaitu perspektif yang menekankan upaya pencegahan
tidak ditangkap dan diantisipasi, bisa membawa petaka bagi organisasi. dengan memfokuskan pada pengurangan/penggentaran pengguna/penyalahguna yang
Akhirnya, uraian di atas menggariskan beberapa prinsip analisis lingkungan menjadi konsumen. Kebijakan diarahkan untuk melemahkan/memperkecil (sampai titik
strategis yang akan digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan kerangka 0) permintaan dan hasrat untuk mencari pasokan narkoba. Umumnya, kebijakan yang
metodologis dan desain penelitin ini. Prinsip-prinsip tersebut, a.l., orientasi pada sikap jatuh pada spektrum ini berkisar pada upaya-upaya kampanye, sosialisasi, dan edukasi
proaktif dalam membentuk lingkungan strategis, analisis yang berbasis tantangan/ dalam rangka menggentarkan (detering) orang untuk mencari, menyalahgunakan, dan
ancaman, memanfaatkan pendekatan lintas-disiplin, mawas dan kritis terhadap aspek bahkan menjadi supplier aktif narkotika.
keorganisasians sendiri, dan juga sensistif terhadap sinyal lemah yang berpotensi disruptif. Terakhir adalah harm reduction yang menekankan upaya pengurangan/minimalisasi
efek-efek merugikan (kerusakan/pengrusakan) dari dua hal: aktivitas penyalahgunaan
4.2. SUPPLY, DEMAND, HARM bagi diri sendiri dan lingkungannya, dan kebijakan pencegahan dalam spektrum supply-
dan demand-reduction. Spektrum ini punya dua asal-usul yang bertolak-belakang: dari
Terdapat tiga pendekatan besar dalam penanggulangan masalah-masalah narkotika, idealisme bahwa pada dasarnya adalah hak orang untuk menggunakan narkotika
yaitu dengan melihatnya dari pengurangan di sisi penawaran (supply), sisi permintaan untuk tujuan apapun, dan dari realisme bahwa penyalahgunaan narkotika tidak akan
(demand), dan sisi kerusakan (harm). Dalam pembahasan, naskah ini akan banyak habis dengan cara dan kebijakan apapun. Dua lintasan berbeda ini bermuara pada satu
32
menggunakan ketiga terma ini. Penting untuk mengklarifikasi konsepsi ketiganya, bukan simpulan: kenyataan penyalahgunaan adalah tidak terelakkan, sehingga yang terpenting
hanya demi memperjelas, melainkan karena pada penggunaannya sehari-hari, ketiganya adalah membendung, meminimalisasi, dan mengurangi dampak merugikan bagi diri, bagi
seakan sudah terfiksasi ke dalam imaji-imaji tertentu. Bahkan, dalam keseharian orang lain, dan bagi masyarakat luas.
kelembagaan di BNN, ketiganya agaknya juga terfiksasi pada deputi-deputi tertentu saja.
Misal, supply-reduction selalu diasosiasikan dengan imaji penangkapan dan pembekukan
30 Ibid., 95.
31 Paul J.H. Schoemaker, George S. Day, dan Scott A. Snyder, “Integrating organizational networks, weak signals, strategic radars
and scenario planning,” Technological Forecasting and Social Change 80, no. 4 (2013): 815.
32 Paparan ini disadur dari Victoria A. Greenfield dan Letizia Paoli, “If supply-oriented drug policy is broken, can harm reduction help
fix it? Melding disciplines and methods to advance international drug-control policy,” International Journal of Drug Policy 23, no. 1 (2012): 6–15;
Diana S. Dolliver, “A supply-based response to a demand-driven problem: a fifteen-year analysis of drug interdiction in Poland,” Crime, Law and
Social Change 73, no. 1 (2020).
34 Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) 35
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika