Page 21 - Dalam Dekapan Ramadhan
P. 21
http://pustaka-indo.blogspot.com berbicara tentang Ramadhan, tetapi kita juga tidak pe r-
DALAM DEKAPAN RAMADHAN
ketinggalan berbohong. Siang hari kita menahan diri,
nah
ber puasa dari makanan dan minuman, tetapi kita malah
memakan daging manusia mentah-mentah!
Kalau kita bicara seperti ini, ada yang mengomentari,
“Ngapain kamu sok-sok memotivasi begitu? Nggak ngaruh!”
Itu bukan motivasi, itu kebenaran! Jangan kamu kira
semua orang itu sepertimu. Datang ke masjid shalat Jumat,
memilih-milih isi khotbah. Hanya mau mendengar nasihat
yang cocok dengannya.
Kalau khatib berbicara tentang hal yang dia senangi,
dia memuji khotbah itu bagus. Saat khatib berbicara
tentang pedagang yang suka menipu, dia diam. Saat khatib
ber bicara korupsi, dia menutup telinganya! Saat khatib
ber bicara tentang jihad, dia malas. Saat khatib berbicara
tentang tanggung jawab pemimpin, dia melihat kiri kanan.
Saat khatib berbicara tentang berbakti pada istri, perhatian
terhadap istri dan sayang pada istri, dia berkata: nikah dulu
ustaz, nanti baru ngomong. Saat khatib berbicara tentang
nasib umat Islam yang sedang disembelih di seluruh dunia,
dia mengata kan, ngomong doang!
Begitu juga saat kita berbicara tentang Ramadhan, dia
berkilah, “Itu kan sahabat Nabi, jangan disamakan dengan
kita.” Kalau tidak mau disamakan dengan sahabat Nabi, mau
disamakan dengan Abu Lahab dan Abu Jahal?
Buat yang tidak paham guna kata-kata;
1. Mengatakan kebenaran adalah kewajiban,
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu).” (QS. Al-Hijr
[15]: 94)
7