Page 23 - Dalam Dekapan Ramadhan
P. 23
http://pustaka-indo.blogspot.com
Persiapan Ramadhan
Ada sebagian orang merasa lega ketika bulan Ramadhan
berakhir. Dia ikut bergembira bersama orang-orang yang
ber puasa merayakan Idul Fitri, meskipun sebenarnya
mereka sama sekali tidak berhak untuk kegembiraan itu.
Sebab Idul Fitri adalah hari kemenangan untuk orang-orang
yang berpuasa, orang-orang yang telah berjihad melawan
hawa nafsu selama sebulan lamanya. Orang-orang yang
telah memenuhi seruan Allah saat Allah menyerukan, “Ya
a yyuhallazina amanu kutiba alaikumusshiyam,…”
Orang model di atas, tidak perlu dipikirkan, itu wajar
saja terjadi. Tetapi ada satu model lagi, aneh tapi nyata. Ada
orang yang sebulan berpuasa, tidak makan, tidak minum
pada siang hari. Malamnya mereka melaksanakan semua
ibadah-ibadah yang tertulis di buku Fiqih Ibadah. Pada
saat Idul Fitri datang dia ikut berbahagia. Tetapi anehnya,
puasa yang sebulan dilakukan hilang sama sekali, tidak
berpengaruh sama sekali pada dirinya. Seakan kata-kata di
akhir ayat puasa “la’allakum tattaqun” itu tidak pernah ada.
Hari pertama Lebaran, gosip dan ghibah sudah mulai
kembali seperti semula. Matanya sudah mulai bergerilya,
apa yang ada di depannya dilihat semua tanpa “sensor”
sedikit pun. Tetapi karena silaturahmi masih sangat hangat
pada awal-awal Idul Fitri, jadi masih terlihat sedikit gaya
“islami” Ramadhan-nya. Seminggu setelah Ramadhan pergi,
9