Page 100 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 100
Selama kurun waktu VOC (1619-1799), Kastel
Batavia juga menjadi pusat diplomatik
yang aktif di kawasan Asia Tenggara dan
sekitarnya. Ribuan surat masuk dan keluar
dari dan kepada para penguasa serta para
pejabat tinggi Asia. Surat-surat semuanya
diterima dengan segala kehormatan,
protokol serta upacara yang berlaku.
Para diplomat menyerahkan Surat
Emas dari masing-masing raja mereka
yang berhiaskan sangat indah. Sesuai
kebiasaan diplomatik Asia, surat-surat
tersebut diserahkan kepada Gubernur
Jenderal dalam amplop sutra berwarna
kuning yang diletakkan di atas nampan
perak. Semua Surat Emas tersebut
dibacakan dengan suara lantang di ruang
penerimaan tamu sesuai bahasa asli
yaitu Melayu, Jawa, Bugis atau China.
Setelah upacara resmi pembacaan di
depan umum, surat-surat diplomatik
tersebut langsung diteruskan ke
bagian terjemahan untuk dialihkan ke
dalam bahasa Belanda dan terjemahan
tersebutlah yang ditulis dalam Catatan
Harian. Kemudian, naskah jawaban
yang ditulis dalam bahasa Belanda oleh
Surat Sultan Tidore, Kaicil Nuku (1785)
dialamatkan kepada John Crisp, Pemerintah Agung kepada masing-masing
Gubernur Bengkulu, atau Thomas penguasa Asia juga ditulis dalam Catatan
Palmer, pejabat Wakil Gubernur. Harian. Demikianlah maka isi setiap surat
Sultan Nuku menawarkan rempah- dilestarikan untuk generasi selanjutnya.
rempah sebagai imbalan bantuan
Inggris dalam berperang melawan
Belanda. Untuk menekankan betapa
sungguh-sungguh permintaannya
itu, surat iitu ditandatangani oleh
120 pembesar yang mengakui
kekuasaan Sultan Nuku. BUKU 1 Islam, Tradisi, Khazanah Budaya
Sumber: Gallop dan Arps. 1991.
Surat Sultan Ternate, Muhammad
Yasin, tertanggal April 1802, mungkin
dialamatkan kepada Kol. J. Oliver,
yang menggantikan Farquhar. Sultan 87
Muhammad Yasin memberitahu
kepada Komisaris Inggris bahwa
pasukan gabungan Ternate-Inggris
telah berangkat ke Halmahera
untuk menyelesaikan kerusuhan di
Sahu yang didalangi oleh Jailolo.
Sumber: Gallop dan Arps. 1991.