Page 103 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 103
SENI RUPA
MUSHAF
ALQURAN
Sejak berabad lampau, mushaf merupakan naskah
yang paling banyak disalin satu per satu secara manual.
Penyalinan Alquran di Nusantara telah dimulai sejak
akhir abad ke-13, ketika Pasai secara resmi merupakan
kerajaan Islam. Banyak mushaf ditemukan, tersebar di
berbagai kota dan pusat-pusat Islam masa lalu, seperti
Aceh, Padang, Palembang, Banten, Cirebon, Yogyakarta,
Surakarta, Madura, Lombok, Pontianak, Banjarmasin,
Samarinda, Makassar, Ambon, Ternate, dan wilayah lainnya.
Meskipun demikian, naskah mushaf tertua yang diketahui
hingga kini berasal dari Johor (1606) dengan kolofon
berbahasa Jawa, yang saat ini dalam koleksi Belanda.
Para penyalin mushaf tersebut kebanyakan tidak
mencantumkan nama, hingga tidak tercatat sampai
Mushaf cetakan Palembang, berakhirnya tradisi manuskrip pada akhir abad ke-19
tahun 1854, koleksi Masjid atau awal abad ke-20, yang kemudian secara berangsur
Dog Jemeneng, Makam Sunan digantikan dengan teknologi cetak naskah menggunakan
Gunung Jati, Cirebon.
teknik litografi.
Sumber: quran-nusantara.
blogspot.com/2012 Mushaf cetak lainnya yang banyak beredar di Asia
Tenggara terutama sejak akhir abad ke-19 hingga awal
abad ke-20 adalah cetakan Bombay (atau Mumbai), India,
yang mendominasi produksi mushaf di Indonesia Selama
beberapa dasawarsa sejak awal 1930-an hingga 1970-an.
Generasi pertama pencetak mushaf Alquran di Indonesia
adalah Abdullah bin Afif Cirebon sejak 1930-an—bersamaan
dengan Sulaiman Mar’i di Singapura dan Penang —serta
Salim bin Sa’ad Nabhan Surabaya, dan Penerbit Al-Ma’arif
Bandung yang didirikan oleh Muhammad bin Umar
Bahartha pada 1948.
Mushaf cetakan Singapura,
akhir abad ke-19, koleksi Masjid Pada 1950-an penerbit mushaf di Indonesia di antaranya
Tua Kaitetu, Maluku Tengah. adalah Sinar Kebudayaan Islam dan Bir & Company.
Sumber: quran-nusantara.blogspot.com/2012 Penerbit Sinar Kebudayaan Islam menerbitkan mushaf
pada 1951, sementara Bir & Co mencetak mushaf
Literasi Nasional (perkumpulan para pembaca dan penghafal
dengan tanda tashih dari Jam’iyyah al-Qurra’ wal-Huffaz
Alquran) tertanggal 18 April 1956. Pada 1960-an
Penerbit Toha Putra Semarang memulai kegiatan
90 yang sama.
Mushaf cetakan Bombay, akhir abad ke-19, koleksi
Museum Masjid Agung, Demak, Jawa Tengah.
Sumber: quran-nusantara.blogspot.com/2012