Page 71 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 71
SENI PERTUNJUKAN
BEKSA GOLEK
MENAK
Beksa golek menak diciptakan oleh Sultan
Hamengkubuwana IX dari Yogyakarta pada 1941.
Teknik dan busana didasarkan pada wayang
golek. Gerak beksa golek menak dapat mengarah
ke segala jurusan, cenderung kaku, tangan tetap
dalam sikap ngruji dengan jari-jari sedikit ditekuk.
Sumber cerita yang dibawakan selalu Serat Menak,
karya sastra Islami Jawa yang menggambarkan
para leluhur Nabi Muhammad dan keadaan
negara Arab sebelum kelahirannya. Pertama
kali dipentaskan berpasangan, melukiskan
pertentangan antara yang percaya dan tidak
percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa.
Setelah tahun 1945, beksa golek menak
berkembang di luar keraton tanpa acuan, dan
digemari masyarakat tari Yogyakarta dan orang
Jawa pada umumnya.
Kemudian Sultan Hamengkubuwana IX dari
Yogyakarta, memerintahkan penyempurnaan beksa
golek menak dalam bentuk sendratari. Sultan
memastikan bahwa cara penyajiannya tetap sesuai
dengan konsep penciptaannya. Sejumlah unsur
telah digarisbawahi oleh Sultan. Penggambaran
tokoh utama harus dimaknai dengan lebih baik
dan penggunaan seni beladiri harus tidak terbatas
pada adegan pertempuran saja, tetapi juga
meliputi gerak tari. Busana harus
sangat mirip dengan pakaian
wayang golek. Sementara
cakapan harus berasal dari apa
yang biasa digunakan dalang.
Gamelan yang mengiringi
tarian harus persis
Literasi Nasional dalam pertunjukan
seperti yang digunakan
wayang.
58