Page 92 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 92

Nama Riau-Lingga menjadi dikenal sebagai pusat
                                            pemelihara bahasa Melayu tinggi terbaik dari
                                            adat istana Melayu. Raja Ali Haji sendiri dikenal
                                            sebagai sebagai ahli tata bahasa dan ahli sejarah
                                            yang kemudian menarik cendekiawan Eropa
                                            kolonial untuk datang dan belajar di sana, karena
                                            dianggap sebagai contoh bahasa Melayu yang baik.
                                            Selanjutnya bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa
                                            persatuan di Hindia Belanda dan menjadi dasar
                                            bahasa nasional Republik Indonesia.

                                            Raja Ali Haji sangat berpengaruh bagi lahirnya
                                            generasi pengarang Melayu Riau berikutnya, yaitu
                                            Raja Hasan (Syair Burung), Raja Safiah (Syair Kumbang
                                            Mengindera), dan Raja Kalzum (Syair Saudagar Bodoh).
                                            Pada awal abad ke-20 dikenal Raja Khalid Hitam,
                                            Raja Aisyah Sulaiman, Raja Haji Muhammad Thahir,
                                            Raja Abdullah (Abu Muhammad Adnan), dan Raja
                                            Haji Ahmad (Haji Ahmad Taib). Mereka melahirkan
                                            banyak karya sastra Melayu.





               Raja Ali Haji dan karya termashurnya
               ‘Gurindam Duabelas’ 1847.


                                                                                                    BUKU   1     Islam, Tradisi, Khazanah Budaya


















                                                                                                    79






               Sumber: sastra-sejarah-lebih-indah.blogspot.com
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97