Page 100 - E-MODUL PRODI PIAUD PJOK
P. 100

Hadits :
            “ Dan sesungguhnya tubuhmu memiliki hak yang harus dipenuhi, maka penuhilah hak itu.”(HR.
            bukhari)
            “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan allah lebih mencintai swt daripada seorang mukmin
            yang lemah.”(HR. bukhari).
                 Pendidikan  adalah  suatu  upaya  yang  ditujukan  untuk  mempengaruhi  siswa  agar  mampu
            mengembangkan  dan  mengaktualisasi  kemampuan  dalam  menjalani  hidup  dengan  sebaik-
            baiknya.Potensi  yang  berkembang  sesuai  dengan  rangsangan  atau  lingkungan  yang
            mempengaruhinya. Karena lingkungan telah diciptakan yang memungkinkan pengembangan positif
            dan pengembangan potensi siswa untuk dirangsang dan dapat mengaktualisasi dalam perilaku yang
            positif, baik di dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif.(Bahagia, 2012).
                 Maraknya  pembahasan  pendidikan  karakter  dengan  dimensi  sosial  yang  struktural,  untuk
            menciptakan sebuah sistem sosial yang berkembang tercipta moral setiap individu. Moral dikatakan
            juga  sebagai  kerangka  pendidikan  karakter  yang  menjadi  pondasi  pendidikan  di  indonesia.
            Pendidikan  karakter  merupakan  suatu  usaha  untuk  membangun  generasi  yang  memiliki  moral,
            beradab, baik dimata Tuhan, dan menjadi generasi bangsa yang lebih baik. Kurangnya pendidikan
            karakter  mengakibatkan  tidak  bermoralnya  anak  pada  masa  mendatang,  dan  mengakibatkan
            kemunduran  suatu  negara  disebabkan  rusaknya  moral  generasi  penerus  bangsa  yang  seharusnya
            menjadi  generasi  berprestasi,  bermoral,  dan  beradab.  Dari  konteks  tersebut  dapat  disimpulkan
            bahwa pendidikan karakter sangat penting dan dibutuhkan.(Triansyah et al., 2020).
                 Dalam pendidikan jasmani  juga berkaitan  erat  dengan pendidikan karakter. Anak pada masa
            pra-sekolah  atau  awal  masuk  SD  adalah  anak  dengan  rentang  usia  dini,  dimana  pada  usia  dini
            merupakan  masa  yang  pendek,  namun  pada  masa  tersebut  adalah  masa  paling  emas  dalam
            perkembangan  dan  pertumbuhan  anak.  Oleh  karena  itu  pada  masa  emas  tersebutlah  anak
            memerlukan pendidikan karakter yang cukup baik.(Rismayanthi, 2011).
                 Proses pembelajaran dalam pendidikan akan terlaksana secara baik dengan menerapkan model
            atau metode pembelajaran secara efektif, salah satu model pembelajaran yang dapat membantu pada
            pendidikan  karakter  yaitu  dengan  metode  pembelajaraan  kooperatif.  Dalam  pembelajaraan
            kooperatif peserta didik ditekankan pada proses pembelajaran secara berkelompok, dimana peserta
            didik  dapat  mengembangkan  kreativitasnya  dan  juga  melatih  kemampuan  kerjasama  serta  dapat
            mengembangkan kemampuan sosial agar lebih teratur dengan baik. (Triansyah et al., 2020).
                    Siswa sering percaya atau bahkan terkesan menganggap bahwa atletik merupakan rangkaian
            gerakan tetap yang tidak berubah. Dianggap tidak menuntut keterampilan namun gerakan tersebut
            melelahkan.Oleh  karena  itu  pendidikan  jasmani  kurang  mendapatkan  perhatian,  dan  daya  minat
            siswa  untuk  mengikuti  pelajaran  pendidikan  jasmani.  Kenyataan  ini  menjadikan  suatu  tantangan
            para  guru  dalam  meningkatkan  ketertarikan  siswa  pada  atletik,  bagaimana  guru  dapat
            membangkitksn  motivasi  siswa  terhadap  pelajaran  atletik.(Bahagia,  2012).Maka  atletik  di
            kembangkan  kembali  dalam  bentuk  sebuah  permainan,  karena  pada  dasarnya  dunia  anak  adalah
            permainan. Dengan permainan dapat mengenalkan anak tentang gerak dasar atletik, dengan tujuan
            agar  anak  tidak  merasa  bosan  dan  lebih  tertarik  untuk  mengikuti  pendidikan  olahraga
            atletik.(Rumini,  2014).  Atletik  bermain  lebih  dapat  mengundang  perhatian  anak,  dan  dapat
            meningkatkan kreativitas anak di dalam atletik walaupun tidak mengurangi unsur ketegasan namun
            atletik bermain dibuat sedikit mengurangi substansi pokok dari atletik itu sendiri.(Bahagia, 2012).





              94                        E-modul  Pendidikan Jasmani Untuk Mahasiswa Piaud
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105