Page 9 - eter
P. 9
Sifat-sifat kimia eter :
• Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak
dapat meniadakan satu sama lainnya.
• Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester,ataupun amida.
• Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi.
• Eter secara umum memiliki reaktivitas kimia rendah, meskipun lebih reaktif daripada alkana
• Mudah terbakar
• Pada umumnya bersifat racun
• Bersifat anastetik (membius)
DIETIL ETER
Eter mempunyai rumus bangun R-O-R’, yang R dan R’-nya bisa sama atau berbeda
gugusnya dapat berupa alkil atau aril. Di bawah kondisi yang tepat, reaksi antara asam sulfat
dengan etanol menghasilkan dietil eter lewat etil hidrogen sulfat sebagai zat antara.
SINTESIS ETER WILLIAMSON
Metode umum untuk sintesis eter adalah sintesis eter Williamson, melibatkan
perpindahan nukleofilik ion halida atau gugus pergi lain yang baik oleh ion alkoksida. Nama
reaksi diciptakan setelah Alexander William Williamson mengembangkannya pada tahun
1850. Sintesis Eter Williamson adalah reaksi yang menggunakan alkohol deprotonasi dan
organohalida untuk membentuk eter.
• Sintesis Eter Williamson biasanya terjadi sebagai reaksi SN2 dari alkil halida primer dengan
ion alkoksida. Struktur eter terbukti karena reaksi kimia ini.
• Jalur SN2 diperlukan untuk sintesis, reaksi ini berguna hanya jika alkil halidanya primer atau
sekunder.
• Eter yang dihasilkan dengan cara ini memiliki lebih banyak atom karbon daripada salah satu
bahan awal dan dengan demikian merupakan struktur yang lebih kompleks.
K I M I A O R G A N I K