Page 42 - E-modul PBL Sistem Respirasi Manusia Terintegrasi QR Code
P. 42
ke seluruh jaringan tubuh akan lebih memilih untuk mengangkut karbon monoksida.
Nikotin menjadi zat yang jumlahnya paling besar yang ada dalam sebatang rokok.
Nikotin bersifat zat aditif dan anti-depressan yang berarti akan menimbulkan stress
atau perasaan tidak nyaman apabila tidak mengkonsumsinya secara tiba-tiba
(Nugroho, 2014).
Merokok bisa menyebabkan dampak yang tidak baik bagi tubuh, khususnya
organ sistem respirasi manusia. Asap rokok yang masuk saat bernapas dapat
menyebabkan perubahan struktur serta fungsi dari saluran pernapasan dan paru-paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 2 tahun seseorang merokok sudah terjadi
perubahan struktur pada saluran pernapasan yang mengecil daripada ukuran normal
serta penurunan fungsi normal paru-paru dan penghitaman paru-paru (Nisa, dkk.,
2015) (gambar 3.1). Nilai kapasitas vital paru-paru juga akan menurun drastis pada
perokok aktif. Selanjutnya zat-zat karsinogenik di dalam rokok dengan cepat akan
merangsang sel-sel tubuh terus mengganda dan tidak berhenti, sehingga timbul
penyakit kanker.
Gambar 3.1 Perbandingan Paru-Paru Normal dengan Paru-Paru Perokok
Sumber : www.gooddoctor.co.id
Asap rokok jelas dapat menyebabkan kerja dari sistem respirasi tidak dapat
maksimal. Pada bronkus, lapisan lendir (mukus) yang ada di dinding bronkus aktif
dalam menyaring partikel-partikel asing dan debu-debu hitam dari asap rokok yang
masuk. Namun, asap rokok akan mengakibatkan silia yang ada dalam lapisan epitel di