Page 16 - Fisika Bagian 1
P. 16
Pengukuran panjang meja juga dapat dilakukan dengan menggunakan jengkal
(lihat Gambar 1.1). Karena panjang jengkal setiap orang berbeda-beda, maka hasil
pengukurannya
juga berbeda-beda. Meja yang sama akan menunjukkan panjang yang berbeda-beda,
misal: 6 jengkal, 7 jengkal, atau mungkin 7,5 jengkal. Kalian dapat membayangkan
betapa kacaunya bila suatu saat kita pergi ke toko untuk membeli sebuah meja belajar dan
tersedia beberapa meja ada yang panjangnya 7 jengkal, ada yang 1 depa, ada yang 6 kali
panjang tegel lantai.
Sumber: www.plengdut.com
Gambar 1.1 Pengukuran panjang meja dengan menggunakan jengkal
Jika pengukuran suatu besaran dari benda yang sama hasilnya berbeda-beda tentu
saja akan menyulitkan dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu, para ahli sepakat
untuk menentukan pengukuran suatu besaran dalam satuan yang standar. Keberadaan
satuan standar ini sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil-hasil pengukuran
suatu besaran.
Setelah disepakati satuan standar, bagaimanakah dengan satuan-satuan besaran
yang bersifat khas dan hanya berlaku di wilayah atau daerah tertentu? Tentu saja, satuan-
satuan besaran misalnya satuan panjang seperti jengkal, depa, jangkah (langkah), tombak,
masih diperbolehkan dipakai, tetapi untuk pengukuran dan komunikasi ilmiah disepakati
menggunakan satuan standar.
a. Satuan Standar Panjang
Upaya para ahli untuk menggunakan satuan standar telah dilakukan sejak 200-an
tahun yang lalu. Pada tahun 1889 disepakati bahwa meter standar (yang disingkat m)
didefinisikan sebagai jarak antara ujung-ujung suatu batang atau tongkat yang terbuat dari
campuran platinum-iridium (lihat Gambar 1.2). Pada waktu itu dibuat 30 batang
platinum-iridium sebagai meter standar. Salah satu dari batang tersebut, disimpan sebagai
6