Page 113 - Fikih MI KMA 183 - Kelas 5
P. 113
a. Bermalam di Muzdalifah termasuk wajib haji meskipun hanyasebentar, waktunya
setelah lewat tengah malam tanggal 9 Zulhijjah.
b. Di Muzdalifah disunahkan mencari batu kerikil sebanyak 49 atau 70 butir untuk
melontar jumrah di Mina. Setelah shalat Subuh pergi ke Masy’aril Haram (ujung
Muzdalifah ke arah Mina) di sini memperbanyak membaca do’a, tahlil, tasbih,
dan talbiyah.
4. Amalan ketika di Mina adalah sebagai berikut:
a. Melontar ketiga jumrah dengan batu kerikil, selain batu tidak sah.
b. Tujuh batu dilontarkan satu persatu;
c. Membayar dam bagi yang belum dengan menyembelih hewan kurban.
d. Kemudian dilanjutkan dengan memotong rambut paling sedikit tiga helai
(tahalul) lalu berganti pakaian biasa.
e. Dengan selesainya tahalul awal ini larangan ihram telah gugur kecuali menggauli
istri.
f. Apabila keadaan mengizinkan setelah tahalul awal bisa ke Makkah untuk
melakukan tawaf ifadah (tawaf rukun haji) pada hari ke sepuluh, tetapi sebelum
UJI PUBLIK
matahari terbenam harus kembali ke Mina, bagi yang tidak berkesempatan tawaf
ifadoh dan sa’i dilakukan nanti setelah selesai menginap di Mina.
g. Tanggal 11 dan 12 melontar tiga jumrah yaitu jumrah Ula, Wustho, dan Aqabah,
kemudian kembali ke Makkah, itulah yang dinamakan dengan Nafar Awal. Bagi
jamaah yang tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar tiga jumrah lagi,
kemudian kembali ke Makkah, itulah Nafar Tsani.
5. Amalan ketika Tawaf adalah sebagai berikut:
a. Niat hendak melakukan tawaf
b. Suci dari hadas dan kotoran
c. Menutup aurat seperti ketika shalat
d. Tawaf di Baitullah harus di dalam Masjidil Haram, sekalipun jauh
e. Tawaf dilakukan tujuh kali tanpa jeda di mulai dari Hajar Aswad di akhiri Hajar
aswad
f. Ka’bah berada di sebelah kiri ketika berputar ibadah thawaf , tanpa jeda
(berurutan)
g. Badan dan pakaian harus di luar batas Ka’bah ( hijir ismail dan sadzarwan
termasuk Ka’bah
FIKIH MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS V 97