Page 102 - AL-QURAN HADIS_MTs_KELAS_VIII_KSKK_2020
P. 102
Orang-orang yang beriman akan menyikapi dunia adalah ujian atas keimanannya.
Maka mereka akan senantiasa beramal saleh untuk menuju kehidupan akahirat. Dalam
QS. al-Kahfi (18):7 Allah menjelaskan bahwa “Sesungguhnya kami telah menjadikan
apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.”
Maka tampaklah kehidupan orang-orang yang teruji selalu ruku‘ dan sujud dalam
segala aspek kehidupannya di hadapan Allah Swt. Jiwa, raga, dan hartanya ia
peruntukkan untuk menuju kehidupan akhirat.
Dalam QS. Al-A‘la (87) ayat 16-17, Allah Swt. menjelaskan bahwa orang-orang
kafir lebih mementingkan duni daripada kepentingan akhirat, padahal semestinya
mereka memilih kesenangan akhirat sebagaimana perintah Allah Swt. Kesenangan
akhirat adalah kekal dan abadi sedangkan kesenangan dunia hanyalah sementara.
Sebagai orang yang beriman hendaknya senantiasa menjauhi gaya hidup yang
cenderung materialistik, hedonnis, dan konsumtif. Karena perilaku yang demikian
bukan hanya rugi di dunia tetapi juga kelak di akhirat. Dan Allah Swt. sudah
menegaskan bagi orang-orang yang yang bergaya hedonis dan konsumtif adalah
tempatnya di neraka. Dalam QS. Yunus (10):7-8 Allah Swt berfirman:
ۤ
َّ
ٰ
ٰ ُ
َ
َّ
َٔ ْ
ْ
ْ
َ
ْ ُ َ َ َ ۤ َ َ
َ
َّ
َ َ ُْ
ْ
ۙ ُ ٰ َ ٰ ْ َ ْ ُ َ ْ
ٰ َ
َ ْ
ْ ُ ْ َ
َ َ ْ ُْ َ
َ
ًَىلوا ٧ َ َنىلفغَاىدًاًَغَمهًًَزلاوَاهبَاىىـمطاوَاُهذلا َةىُحلابَاىضسوَاهءاللَنىحشًَلًًََزلاَن ِا
ِٕ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ْ
ْ
َ
ُ َ
ْ ُ
َ ْ
َ ُ َّ ُ ُ ٰ َ
٨ َ َنىبعىًَاىهاوَامبَساىلاَمهىوإم
ِ
ِ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan)
pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa
tentram dengan kehidupan dunia itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat
Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan oleh apa yang selalu mereka
kerjakan.”
Dalam QS. Al-A‘la (87) ayat 18 -19 Allah menjelaskan bahwa kehidupan orang-
orang yang beriman dan orang-orang kafir sudah Allah jelaskan pula dalam kitab-
kitab terdahulu yaitu dalam suhufnya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
90 Al-QUR’AN HADIS KELAS VIII