Page 22 - Majalah Digital PEMUDA MILLENIAL
P. 22
TULISAN SANG GURU
terampil (berpikir kritis dan berpartisipasi), dan berkarakter (loyal kepada bangsa dan
negara, memiliki kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan pancasila dan UUD 1945
(Depdiknas, 2003).
PPKn merupakan wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan
pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren dengan
komitmen pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam pasal
3 UU No. 20 Tahun 2003(Kemendikbud RI: 2017)
Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengembangkan karakter yang baik (good character); berlandaskan kebajikan-kebajikan
inti (core virtues); yang secara obyektif baik bagi individu maupun masyarakat. Pendidikan
karakter sesungguhnya bukan hanya mendidik benar dan salah, tetapi mencakup hal yang
lebih luas dan harus dilakukan secara terus menerus tanpa ada bosan dan jenuh, hal ini
mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik sehingga anak didik dapat
memahami, merasakan dan bertindak sesuai norma-norma yang berlaku dan sesuai dengan
apa yang pernah dilihat anak. (Yudi Latif dalam Saptono, 2011)
Menurut Thomas Lickona (dalam Saptono, 2011 : 26) Pendidikan karakter yang
utuh dapat mengolah tiga aspek sekaligus, yaitu pengetahuan/kecerdasan moral (moral
knowing); perasaan moral (moral feeling) yang meliputi hati nurani, kepercayaan diri, sikap
empati, cinta kebaikan, pengendalian diri dan kerendahan hati; serta tindakan moral (moral
action) meliputi kecakapan, kemauan dan kebiasaan Adapun karakter yang diangkat oleh
penulis adalah bagaimana mampu mewujudkan generasi yang memiliki karakter : ini
adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas, tangguh, berilmu dan
berakhlak mulia
Sebagai pedidik merupakan pengalaman baru untuk melakukan sistem
pembelajaran jarak jauh. Komunikasi yang biasanya tatap buka secara langsung dengan
siswa diganti dengan dalam jaringan /online. Di SMPN 39 Surabaya dimana penulis
mengampu mata pelajaran PPKn untuk siswa baru kelas VII. aplikasi yang digunakan
adalah WhatsApp Group sebagai sarana komunikasi pembejaran dengan siswa, selain
Google Classroom, Google Form, Aplikasi Zoom dsb. Perubahan komunikasi langsung
menjadi tidak langsung melalui pesan yang disampaikan melalui WhatsApp menggelitik
penulis untuk berbuat sesuatu untuk memberikan tuntunan pada peserta didik dalam
berkomunikasi lewat WhatsApp. Pada awal pembelajaran mungkin karena kebiasaan
banyak peserta didik baru ketika berkomunikasi lewat WhatsApp kepada guru
21