Page 10 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 10

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



                      KATA PENGANTAR AHLI


                               Prof. Dr. Taufik Abdullah


            Kadang-kadang terasa lucu juga ketika betapa waktu yang sambung-bersambung itu
            bisa  dibagi-bagi.  Maka  waktu  satu  hari  terbagi  atas  dua  puluh  empat  jam
            sedangkan  satu  jam  berarti  enam  puluh  menit  dan  seterusnya.  Tetapi  bukankah
            tanpa adanya pembagian ini, arus perjalanan waktu akan terasa tidak punya arti
            apa-apa? Jadi tidaklah perlu diherankan kalau seketika dinamika perjalanan sejarah
            telah  disadari,  maka  kearifan  yang  paling  awal  didapatkan  ialah  fakta  bahwa,
            “zaman sekarang” berbeda dari “masa lalu”.
                    Begitulah, dengan landasan kesadaran tentang  waktu ini maka bab awal
            dari  pelajaran  sejarah  pun  telah  dimasuki.  Maka  janganlah  heran  kalau  kadang-
            kadang  terasa  sebagai  hal  yang  biasa  saja  jika  ada  yang  mengatakan  bahwa,
            “dahulu lebih baik daripada sekarang” atau sebaliknya. Hanya saja dalam realitas,
            kedua  kata  ini  tidak  mempunyai  kepastian  waktu.  Karena  itulah  seketika  konsep
            “dulu” dan “sekarang” telah dipakai maka tuntutan akan kepastian dari dinamika
            perjalanan waktu tidak terhindarkan.
                    Mungkin tidak ada salahnya kalau sebuah episode dari sejarah tanah air
            dipakai sebagai contoh soal. Tetapi episode sejarah yang manakah yang sebaiknya
            dipakai? Bagaimana kalau masa awal dari kebangkitan rasa kebangsaan dikisahkan?
            Andaikan  episode  ini  hendak  diteliti,  maka  peristiwa  apakah  yang  harus  dipakai
            untuk mengisahkan episode sejarah yang kritis ini? Karena telah diketahui, bahwa
            peristiwa ini terjadi di saat Kepulauan Nusantara telah berada di bawah kekuasaan
            Bangsa Barat, maka timbul juga pertanyaan, “apakah bangsa yang telah terjajah ini
            pernah mendapat inspirasi dari pengalaman bangsa dari belahan timur?”
                    Seketika  hal  ini  telah  dimantapkan  sebagai  awal  kisah.  Maka  sebuah
            episode dari sejarah awal abad ke-20 bisa dipakai. Salah satu episode yang biasa
            terlupakan dalam pelajaran sejarah ialah, bahwa pada awal abad ke-20, beberapa
            orang  terpelajar  kelahiran  wilayah  yang  masih  disebut  “tanah  Hindia”  ini  telah
            menyatakan  kekaguman  mereka  pada  peristiwa  kebangkitan  Bangsa  Jepang,
            sebuah  bangsa  dari  wilayah  timur.  Bukankah  bangsa  yang  mendiami  sederetan
            kepulauan  dari  utara  ke  selatan  yang  terhampar  sekian  puluh  mil  di  seberang
            daratan  Tiongkok,  pernah  mengalahkan  bangsa  besar  yang  berada  di  seberang
            kepulauan  mereka?  Bagaimana  mungkin  Jepang,  sebuah  kerajaan  kecil,  bisa


                                                1
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15