Page 162 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 162
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
polisi pada taraf itu mempunyai pendirian tentang kedudukan polisi
100
“secara internasional.”
Pertimbangan-pertimbangan secara militer menghadapi jalan
buntu dan seluruh perhatian kemudian ditujukan kembali ke Jakarta.
Sambil menunggu instruksi dari pimpinan di Jakarta, berbagai pucuk
pimpinan barisan pemuda membentuk Pusat Perantaraan Pemuda.
Nasution dalam hal ini menulis, “di mana saya sendiri terpilih sebagai
ketuanya, karena tetap yakin bahwa instruksi-instruksi lebih lanjut akan
datang”. Namun, Nasution menilai keyakinan adanya instruksi pada
101
awal proklamasi amat naif. Dia menyaksikan gerakan justru muncul dari
kekuatan rakyat. Meskipun masih takut kepada tentara Jepang dan
polisi, rakyat desa berani berdemonstrasi, para pelajar mengadakan aksi
merah putih, tentara Jepang dilucuti, sampai kendaraan-kendaraan
diambil.
102
Berita proklamasi kemerdekaan bukan hanya diterima oleh para
elite sipil dan militer, melainkan juga masyarakat kebanyakan. John R.W.
Smail menyataan bahwa sejumlah orang yang pulang kerja di sore hari
itu telah mendengar berita proklamasi di kantornya atau melihat
pampflet dalam perjalanan pulang. Namun, sesampainya di rumah,
mereka menemukan bahwa isteri dan tetangganya telah terlebih dulu
mengetahui berita proklamasi. Dan dalam waktu satu atau dua hari
berita itu telah menjangkau seluruh kawasan, kecuali desa-desa yang
paling terpencil di luar kota.
103
Seorang tukang cukur mengatakan bahwa ia mendengar berita
kemerdekaan dari tetangganya. Pada awalnya, ia tidak mengerti apa
yang dimaksud dengan kemerdekaan. Dia baru memahaminya ketika
beberapa orang mengatakan bahwa sekarang Indonesia tidak lagi
dikuasai oleh Jepang, karena Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Seorang buruh perempuan juga mengaku mendengar berita proklamasi
dari tetangganya. Ia merasa senang, namun kesenangannya itu baru
terasa setelah dijelaskan bahwa kemerdekaan Indonesia sebagai
perwujudan dari tidak lagi dikuasai oleh Jepang. Namun, banyak juga
kaum terpelajar yang tidak percaya terhadap kenyataan bahwa
Indonesia telah memroklamasikan kemerdekaaannya. Mereka berasumsi
104
bahwa proklamasi hanyalah bagian dari propaganda Jepang.
Ada pula orang-orang yang memiliki gambaran cukup jelas
mengenai apa yang terjadi, tapi tidak sepenuhnya siap menghadapi
150