Page 71 - modul BK
P. 71
perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan respon
positif lainnya. Sedangkan secara umum tujuan dari assertive training adalah:
a. Mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara sehingga
memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak-hak orang lain
b. Meningkatkan keterampilan behavioral sehingga mereka bisa menentukan pilihan
apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan atau tidak
c. Mengajarkan individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian rupa
sehingga refleksi kepekaannya terhadap perasaan dan hak orang lain
d. Meningkatkan kemampuan individu untuk menyalakan dan mengekspresikan dirinya
dengan enak dalam berbagai situasi sosial dan
e. Menghindari kesalahpahaman dari pihak lawan komunikasi
3. Prinsip-Prinsip Asertive Training
Assertive training training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang
menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan dan tidak yang
tidak sesuai dalam menyatakan. Teori assertive training didasarkan pada suatu asumsi
bahwa banyak manusia menderita karena perasaan cemas, depresi, dan reaksi-reaksi
ketidakbahagian yang lain karena tidak mampu untuk mempertahankan, membela hak
atau kepentingan pribadinya. Penekanan assertive training adalah pada keterampilan
dan penggunaan keterampilan tersebut dalam tindakan. Berdasarkan pendapat diatas
maka prinsip dalam latihan asertif adalah mengungkapkan apa yang dirasakan
perasaannya secara jujur dan terbuka tanpa menyakiti perasaan orang lain.
4. Aspek- Aspek dari Perilaku Asertif
Jenis-jenis perilaku verbal
a. Compliance yaitu kemampuan untuk mengatakan tidak. Contoh: Misya sedang
mengerjakan tugas Bahasa Inggris, tiba-tiba Misya mendapatkan SMS dari Salwa
tentang ajakan bermain kerumah Fahrul. Kemudian Misya membalas: “Maaf saya
tidak dapat memenuhi ajakan kamu karena saya sedang mengerjakan tugas”.