Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 SEPTEMBER 2018
P. 32

Ya, berkembangnya teknologi digital rupanya telah membuat kehidupan manusia jauh
               lebih  mudah.  Di  satu  sisi,  ini  menjadi  solusi  bagi  permasalahan  yang  dihadapi
               masyarakat.
               Dulunya, seseorang harus punya toko atau minimal gerai kecil untuk disebut sebagai
               pedagang. Namun kini, semua orang bisa berjualan secara daring, baik lewat media
               sosial mau pun platform e-niaga. Ditambah lagi tech-startup berbasis aplikasi ponsel
               pintar juga mulai bermunculan.

               Maka, tak perlu heran bila Bekraf pernah mengumumkan pencapaian ekonomi kreatif
               berhasil tumbuh di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Ekonomi kreatif
               pun makin disukai generasi milenial. "Kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan
               ekonomi nasional sendiri, di kuartal 1-2018 5,06% dan kuartal 11-2018 itu 5,27%,
               kita (ekonomi kreatif) bisa tumbuh 5,6%," kata Triawan.

               Ia memaparkan, kuantitatif, sektor ekonomi kreatif telah menyumbang Rpl.009 triliun
               terhadap  PDB  nasional  pada  2017.  Bahkan,  kontribusi  ekonomi  kreatif  terhadap
               ekonomi nasional mencapai 7,57% yang mampu menyerap 17,4 juta tenaga kerja
               pada 2017 lalu. "Diramalkan tenaga kerja yang terserap mampu mencapai 18,1 juta
               pada 2018," imbuhnya.
               Dengan begitu, ekonomi kreatif bisa menjadi model ekonomi baru berkelanjutan yang
               berdasarkan  pikiran  dan  gagasan.  Ekraf  pun  diharapkan  mampu  menjadi  tulang
               punggung perekonomian yang lebih baik lagi di kemudian hari.

               Sementara  itu,  Wakil  Kepala  Bekraf,  Ricky  Joseph  Pesik  sendiri  mengatakan
               penyerapan tenaga kerja di bidang ekonomi kreatif pada tahun depan ditargetkan
               sebanyak 17 juta orang. Angka ini diyakini akan terlampaui mengingat realisasi pada
               2016 sudah di kisaran 16,9 juta. Bekraf pun menilai target penyerapan tenaga kerja
               yang tertuang dalam Rencana Strategis Bekraf 2015-2019 tersebut akan terlampaui.

               "Pada tahun ini saja, diproyeksikan bisa mencapai 18,1 juta orang," ucapnya kepada
               SINDO Weekly, Jumat pekan lalu.

               Namun, ia mengingatkan akan adanya kontradiksi di bidang ketenagakerjaan sektor
               kreatif. Pemerintah mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja, tetapi pebisnis
               harus
               meningkatkan  efisiensi  produksi.  Dengan  kata  lain,  pelaku  usaha  menginginkan
               produktivitas  tinggi  tanpa  menambah  sumber  daya  manusia  (SDM)  yang  harus
               dibayar.  Kenaikan  produktivitas  diyakini  berimbas  positif  terhadap  kinerja  sektor
               kreatif karena dapat mendongkrak kontribusi PDB.

               "Tapi,  tidak  bisa  juga  karena  efisiensi  jadi  mengurangi  penyerapan  tenaga  kerja
               karena  populasi  penduduk  terus  bertambah.  Paradoks  ini  harus  kami  tangani.
               Idealnya tenaga kerja bertambah dan produktivitas meningkat," tuturnya.

               Sementara  itu,  Kementerian  Ketenagakerjaan  sebelumnya  menyatakan,  Indonesia
               membutuhkan  lebih  banyak  pengusaha  yang  berorientasi  kepada  kreativitas  dan
               inovasi dalam menghadapi bonus demografi pada 2030-2040.



                                                       Page 31 of 75.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37