Page 14 - BAHAN AJAR 6 .....iq
P. 14

Tradisi  Rabu  Kasan  dilaksanakan  di  Kabupaten  Bangka  setiap  tahun,  tepatnya

                          pada hari rabu terakhir  bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya,  yakni Rabu
                          Kasan  berasal  dari  Kara  Rabu  Pungkasan  (terakhir).Upacara  Rabu  Kasan

                          sebenarnya  tidak  hanya  dilakukan  di  Bangka  saja,  tetapi  juga  di  daerah  lain,
                          seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik  Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari

                          tradisi  ini  sama,  yaitu  untuk  memohon  kepada  Allah  Swt.  agar  dijauhkan  dari
                          bala’ (musibah dan bencana).Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa

                          Air Anyer, Kecamatan Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka

                          diadakan,  semua  penduduk  telah  menyiapkan  segala  keperluan  upacara  tersebut
                          seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan makanan untuk dimakan bersama pada

                          hari  Rabu  esok  hari.  Tepat  pada  hari  Rabu  Kasan,  kira-kira  pukul  07.00  WIB
                          semua  penduduk  telah  hadir  di tempat  upacara  dengan  membawa  makanan  dan

                          ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing.Acara diawali dengan
                          berdirinya  seseorang  di  depan  pintu  masjid  dan  menghadap  keluar  lalu

                          mengumandangkan  adzan.  Lalu  disusul  dengan  pembacaan  doa  bersama-sama.

                          Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak
                          balak  yang  telah tersedia  tadi,  satu  persatu  menurut  jumlah  yang  dibawa  sambil

                          menyebut nama keluarganya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan acara

                          makan bersama. Setelah itu, masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah
                          disediakan  untuk  semua  angngota  keluarganya.  Setelah  selesai  acara  ini  mereka

                          pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.


                       i.    Dugderan di Semarang

                          Tradisi  dugderan  merupakan  tradisi  khas  yang  dilakukan  oleh  masyarakat
                          Semarang,   Jawa   Tengah.   Tradisi   Dugderan   dilakukan   untuk   menyambut

                          datangnya  bulan  puasa.  Dugderan  biasanya  diawali  dengan  pemberangkatan
                          peserta  karnaval  dari  Balaikota  Semarang.  Ritual  dugderan  akan  dilaksanakan

                          setelah  shalat  Asar  yang  diawali  dengan  musyawarah  untuk  menentukan  awal
                          bulan  Ramadan  yang  diikuti  oleh  para  ulama.  Hasil  musyawarah  itu  kemudian

                          diumumkan  kepada  khalayak.  Sebagai  tanda  dimulainya  berpuasa  dilakukan
                          pemukulan  bedug.  Hasil  musyawarah ulama  yang telah  dibacakan  itu  kemudian

                          diserahkan kepada  Kanjeng  Gubernur  Jawa Tengah.  Setelah  itu  Kanjeng  Bupati

                          Semarang  (Walikota  Semarang)  dan  Gubernur  bersama-sama  memukul  bedug

                          kemudian diakhiri dengan doa.

                                                                                                        14
   9   10   11   12   13   14   15