Page 18 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 18

BAB I
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                            ISU-ISU KONTEMPORER DEMOKRASI



                 yang demokratis atau perilaku dan orientasi “sipil”.

                   Hal ini mengemuka dalam bentuk toleransi atas
                 perbedaan pendapat, ikatan solidaritas lintas perbedaan
                 politik dan ikatan emosional dengan rezim. Karena itu,
                 penting untuk memeriksa antara budaya serta institusi
                 demokrasi kemudian menilai “kecocokan” antara
                 keduanya. Koneksi ini dilihat tidak hanya oleh para

                 ilmuwan politik tetapi juga pembuat kebijakan. Di Eropa,
                 upaya keras di Jerman Barat untuk memasukkan nilai-
                 nilai demokrasi melalui sistem sekolah, dan di Perancis
                 dengan sistem gabungan rezim parlementer-presidensial
                 pada tahun 1958 (The Fifth Republic); dapat diartikan
                 sebagai upaya meningkatkan kesesuaian antara budaya
                 politik dan lembaga demokratik.

                   Menelusuri sumber yang mengakibatkan hasil
                 parlementerisme yang divergen  pada fondasi budaya
                 masyarakat memiliki daya tarik intuitif yang kuat. Lagi pula,
                 bagaimana  mungkin  mengharapkan  rezim  demokratis

                 ber-fungsi stabil dan efektif jika warganya tidak di-
                 pandu dalam perilaku politik dengan nilai dan orientasi
                 demokrasi? Na-mun demikian,  pada pengamatan  yang
                 lebih dalam,  hubungan  antara  orientasi  politik  warga
                 negara dan fungsi pemerintahan parlementer menjadi


                 3  Warwick, Ibid.



                                            5  DPR RI
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23