Page 93 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 93

DPR RI 1999-2004:
                                                                                         Kiprah dan Upaya Mengawal
                                                                                            Kehidupan Berdemokrasi




                                                  persen suara.  Menurut Afan Gaffar, pelaksanaan Pemilu 1999 tidak
                                                              94
                                                  hanya memperlihatkan format sistem kepartaian tetapi juga menjadi
                                                  salah satu kondisi yang memenuhi prasyarat demokrasi yakni pertama
                                                  adanya akuntabilitas dimana wakil rakyat yang dipilih harus dapat
                                                  mempertanggungjawabkan kepada rakyat pemilihnya. Kedua adanya
                                                  rotasi kekuasaan dimana kekuasaan tidak hanya dimonopoli oleh satu
                                                  kelompok tertentu dalam waktu yang lama. Ketiga adanya rekrutmen
                                                  politik yang terbuka dimana setiap orang berhak ikut dalam proses
                                                  seleksi menjadi anggota partai politik tertentu berdasarkan pilihannya
                                                  tanpa ada rasa takut. Keempat adanya pemilu yang demokratis dan
                                                  kompetitif. Kelima adanya jaminan bagi warga masyarakat untuk
                                                  menikmati hak dasar seperti kebebasan berpendapat, kebebasan
                                                  berkumpul dan kebebasan pers.
                                                                               95
                                                       Setelah Pemilu 1999 berhasil diselenggarakan, pada tanggal 1
                                                  sampai dengan 21 Oktober 1999 diadakan Sidang Umum MPR hasil
                                                  pemilu tersebut. Pelantikan 700 anggota DPR/MPR periode 1999-2004
                                                  dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1999. Amien Rais dari Partai Amanat
                                                  Nasional dan Akbar Tanjung dari Partai Golkar terpilih sebagai ketua
                                                  MPR dan ketua DPR melalui mekanisme pemungutan suara atau voting.
                                                  Sidang Umum MPR juga menghadirkan pidato pertanggungjawaban
                                                  Presiden B.J. Habibie yang disampaikan pada tanggal 14 Oktober 1999.

                                                  94   Tim Politik Dalam Negeri, Peran Politik DPR-RI Pada Era Reformasi, Jakarta, Pusat Pengkajian
                                                    dan Pelayanan Informasi Sekretariat Jenderal DPR-RI, 2001, hal. 23
                                                  95   Ibid, hlm. 23-24.







                   B.J. Habibie. Poros Tengah menganggap   untuk melobbi para anggota Dewan yang   Setelah memenangi kursi Presiden,
                   Megawati Sukarnoputri tidak mewakili   berasal dari Golkar untuk mendukung   Abdurrahman Wahid kemudian
                   ummat Islam, terlebih beliau dicalonkan   calon masing-masing pihak. Amien   mendukung PDIP untuk mencalonkan
                   oleh Partai Demokrasi Indonesia   Rais yang terpilih pada pemilihan ketua   Megawati sebagai Wakil Presiden.
                   Perjuangan yang tidak didukung oleh   MPR dengan mengalahkan koalisi PDI-P   Fraksi PKB menjadi satu-satunya Fraksi
                   kalangan Islam, sementara B.J. Habibie   dan PKB mengisyaratkan kemungkinan   yang mengajukan nama Megawati
                   dianggap sebagai produk Orde Baru   Poros Tengah berkoalisi dengan Golkar   sebagai calon Wakil Presiden. Megawati
                   yang dicalonkan oleh Partai Golkar.  seiring dengan terpilihnya Akbar   memanangi pemungutan suara dalam
                           Usai penolakan laporan   Tanjung sebagai Ketua DPR. Pada   pemilihan Wakil Presiden setelah
                   pertanggungjawaban Presiden Habibie   pemilihan Presiden  yang  dilakukan   meraih 396 suara di MPR sementara
                   oleh MPR, situasi internal Partai Golkar   dengan cara pemungutan suara di   Hamzah Haz memperoleh 284 suara.
                   yang sesungguhnya memperoleh     DPR,  Abdurrahman  Wahid terpilih      Sumber: Manning, Chris, et al.
                   suara terbanyak kedua pada Pemilu   menjadi Presiden Republik Indonesia   Indonesia di Tengah Transisi: Aspek-
                   1999 terpecah karena baik kubu PDI-P   keempat berkat dukungan penuh Poros   Aspek  Sosial  dan Krisis, Yogyakarta,
                   maupun kubu Poros Tengah berusaha   Tengah pada tanggal 20 Oktober 1999.   LKIS, 2001.






                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   87
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98