Page 60 - D:\E-book CHA\Dialog Dengang Tokoh Syiah\
P. 60

‘ة
            H.  Hukum rajam

               Pernyataan yang saya kemukakan ini sempat membuat tokoh

           terebut  termenung  beberapa  menit.  Namun  dia  tidak

           membiarkan dirinya  tenggelam  dalam  kebingungan.  Karena  dia
           sudah berpengalaman dalam masalah debat. Maka dia pun segera

           mengangkat  masalah  lain  yang  kurang  berhubungan  dengan

           masalah sebelumnya. Dia bertanya tentang masalah hukum rajam

           atas  orang  berzina  muhshan  (pria  atau  wanita  yang  sudah
           berkeluarga). Dia berkata:



             ةينازلا : نآرقلا لوقي انمإ    ؟      اذه   ءاج نيأ نم ،   مجرلا مكح    نآرقلا    في سيل



             وه انه ينازلاب دارلماو . ةدلج ةئام   امهنم   دحاو لك اودلجاف ينازلاو



                 .   ةدلج ينسخم ىنعي نصلمحا فصنف نصلمحا يرغ امأف ، نصلمحا ينازلا


           Al-Quran  tidak  berbicara  tentang  hukuman  rajam.  Dari  mana

           hukum  rajam  itu  muncul?  Al-Quran  hanya  mengatakan:  pezina
           perempuan dan pezina laki-laki hendaklah dihukum dengan seratus

           jilid (cambuk). Yang dimaksud dengan pezina disini adalah orang

           yang sudah berkeluarga. Adapun yang masih lajang jika berzina

           maka hukumannya adalah setengahnya yaitu lima puluh kali jilid.




                                            52
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65