Page 70 - D:\E-book CHA\Dialog Dengang Tokoh Syiah\
P. 70

‘ة
           naqly pun dapat diketahui bahwa kawin mut'ah adalah perbuatan

           yang  tercela  dan  menjatuhkan  derajat  wanita.  Karena  tiada
           seorang  pun  dari  wanita-wanita  mulia  melakukannya.  Adakah

           wanita  yang  lebih  mulia  daripada  wanita-wanita  Nabi?  Adakah

           wanita dari ahlulbait yang pernah dimut'ah? Jika ada, siapakah dia
           itu?  Sekiranya  kawin  mut'ah  termasuk  ajaran  yang  benar  dan

           ibadah yang menjamin masuk surga pasti ahlul bait melakukannya

           karena  mereka  teladan  bagi  semua  umat  dan  mereka  adalah

           calon-calon penghuni surga yang tidak diragukan. Jika wanita ahlul
           bait  tidak  ada  yang  mau  dimut'ah,  maka  dapat  diyakini  bahwa

           mut'ah  adalah  perbuatan  yang  tercela  dan  hina.  Mungkinkah

           surga dicapai dengan perbuatan yang tercela dan hina? Disamping

           perbuatan yang tercela dan perbuatan yang hina dan menghina
           kaum wanita, kawin mut'ah juga dapat berdampak pada praktik

           penghinaan generasi mendatang meliputi pria dan wanita yaitu

           melahirkan  generasi  tidak  mengenal  ayah.  Padahal  Islam

           mengajarkan akan pentingnya berbuat baik kepada kedua orang
           tua.


               Pertanyaan  syekh  Hisyam  tentang  pergaulan  apa  yang

           menyenangkan, tidak saya jawab dengan jawaban langsung, akan
           tetapi saya jawab dengan mengatakan:




                                            62
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75