Page 62 - MENCARI TITIK TEMU SALAFI, ASWAJA DAN WAHABI
P. 62

Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, (boleh) seorang laki-

               laki  dan  dua  orang  perempuan  di  antara  orang-orang  yang
               kamu  sukai  dari  para  saksi  (yang  ada)  sehingga  jika  salah

               seorang  (saksi  perempuan)  mengalami  dhalalah,  maka  yang

               lain mengingatkannya. (QS. 2:282)

               Dalam ayati ini kita temukan lafazh   امهادحإ ركذتف امهادحأ لضت نأ

               ىرخلأا (manakala salah satu dari mereka berdua dhalalah maka


               yang lain mengingatkan).

              Lafaz  لااض  (bersifat  dhalalah)  yang  dialami  Rasulullah  ﷺ tidak

          berhubungan  dengan  masalah  keyakinan  melainkan  hanya

          berhubungan dengan masalah perasaan yaitu bimbang, sedih dan

          gelisah  karena  menyaksikan  kehidupan  masyarakat  dunia  dalam
          kegelapan.  Sedangkan  dhalalah  kedua  yaitu  dalam  masalah

          kesaksian  dua  orang  perempuan  untuk  legalisasi  transaksi  atau

          perjanjian sangat berhubungan dengan masalah ingatan. Sehingga

          dalam  terjemahan  yang  beredar  diberi  makna  ‘lupa’.  Kedua

          dhalalah dalam ayat di atas tidak ada hubungan dengan masalah
          aqidah. Apabila hadits Rasulullah رانلا يف ةللاض لك (setiap kesesatan

          dalam neraka) diartikan secara mutlak maka hadits ini berlawanan

          dengan dua ayat di atas. Karena dhalalah yang dialami Rasulullah
          tidak ada hubungan dengan masalah neraka. Sebaliknya beliaulah


                                          57
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67